Memilih Pasangan Hidup Menurut Ajaran Nabi Ilyas Alaihissalam
Tanggal: 31 Mei 2024 06:11 wib.
Memilih pasangan hidup yakni memilih suami atau istri telah diajarkan Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan syariat Islam dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mengingatkan agar memilih pasangan yang baik agamanya, yakni taat menjalankan perintah agama Islam dan baik akhlaknya.
Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa Nabi Ilyas Alaihissalam melarang menikahi empat tipe wanita. Dalam kitabnya tersebut, Imam Al Ghazali menjelaskan agar seorang laki-laki menikahi wanita yang baik akhlaknya. Maka tidak heran apabila dalam hadits disebutkan, "Sebaik-baik kalian adalah yang sebaiknya kepada istri-istri kalian." Ini menunjukkan pentingnya pemilihan pasangan hidup yang baik menurut ajaran Nabi Ilyas.
Jika wanita yang berwatak keras lagi kasar dalam ucapan dan tidak dapat mensyukuri nikmat (kufur nikmat) yang diberikan suami, maka mudharatnya jauh lebih besar daripada manfaat menikahinya. Ini menunjukkan bahwa ajaran Nabi Ilyas memang sangat memperhatikan kualitas akhlak seorang wanita sebagai calon istri.
Sebagaimana dikisahkan, dahulu kala ada seorang pengembara bernama Al-Azdi yang dalam pengembaraannya bertemu dengan Nabi Ilyas alaihissalam. Kemudian, Nabi Ilyas alaihissalam menyuruh Al-Azdi menikah dan melarangnya membujang selamanya. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Ilyas menyadari bahwa pernikahan merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang.
Nabi Ilyas Alaihissalam bersabda kepada Al-Azdi, "Jangan kamu nikahi empat tipe wanita. Pertama, al-Mukhthalifah. Yakni wanita yang setiap saat, tanpa sebab, meminta khulu' (pencabutan nikah dengan menyerahkan kembali mahar yang telah ia terima sebelumnya kepada suami)." Dengan demikian, Nabi Ilyas memberikan petunjuk yang jelas mengenai tipe wanita yang sebaiknya dihindari sebagai istri.
"Kedua, al-Mubariyah, wanita yang membanggakan diri kepada wanita lain dan menyombongkan diri karena persoalan-persoalan duniawi yang ada padanya." Hal ini menunjukkan bahwa sifat sombong dan membanggakan diri sebagai calon istri tidak disarankan menurut ajaran Nabi Ilyas.
"Ketiga, Al-Akhirah, wanita fasik yang memiliki teman rahasia (selingkuhan). Ia adalah wanita yang termaktub dalam firman Allah SWT." Ajaran tersebut mengedepankan kesucian dan kesetiaan dalam menjalani rumah tangga sehingga meminimalisir perbuatan yang dapat merusak hubungan suami istri.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat An-Nisa Ayat 25 agar tidak menikahi wanita pezina dan wanita yang memiliki laki-laki sebagai piaraan yang mereka sembunyikan.
"Keempat, al-Nasyid. Yakni wanita yang bersikap sombong terhadap suaminya melalui perbuatan maupun perkataan." Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Nabi Ilyas memerintahkan untuk menghindari tipe wanita yang bersikap sombong terhadap suaminya demi menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu juga pernah mengatakan, "Ada beberapa sifat buruk yang dimiliki wanita (istri), akan tetapi sering dianggap baik oleh kaum lelaki (para suami). Yaitu pelit, angkuh, dan minder. Wanita pelit akan memelihara hartanya sendiri dan harta suaminya. Wanita yang angkuh akan menjaga perkataan manja yang mengundang syahwat kepada laki-laki selain suaminya. Wanita yang memiliki sifat minder akan cenderung memisahkan diri dari teman-temannya dan tidak pergi ke tempat-tempat yang akan menimbulkan fitnah, karena takut kepada suaminya." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi seorang suami untuk memilih istri yang memiliki sifat yang baik dan tidak menyebabkan gangguan dalam berumah tangga.