Sumber foto: iStock

Lailatul Qadar: Malam Penuh Kemuliaan yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Tanggal: 25 Mar 2025 14:38 wib.
Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu peristiwa yang paling dinantikan oleh umat Islam, terutama di bulan suci Ramadan. Malam yang penuh keberkahan ini diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dalam tradisi Islam, Lailatul Qadar biasanya jatuh pada sepuluh malam terakhir Ramadan, dengan malam yang paling dicari dikenali dalam sepuluh malam ganjil. La

Terdapat sejumlah riwayat yang menunjukkan bahwa pahalanya amat besar bagi siapa saja yang menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh pada malam ini. Dalam konteks ini, banyak ajaran yang kita terima tentang bagaimana memanfaatkan momen mulia ini untuk mendapatkan berkat dari Allah SWT.

Menurut buku "Membumikan Al-Qur'an" karya Muhammad Quraish Shihab, Lailatul Qadar mengandung tiga makna utama. Pertama adalah makna qadar itu sendiri, yang merujuk pada penetapan atau pengaturan. Ini berarti malam Lailatul Qadar merupakan saat ketika Allah menetapkan takdir bagi setiap individu, baik secara personal maupun kolektif. Turunnya Al-Qur'an pada malam ini menjadi tanda penting bagi umat manusia untuk menata langkah dan tujuan hidup mereka.

Makna kedua dari Lailatul Qadar adalah kemuliaan. Malam ini dianggap sebagai malam yang paling mulia karena menjadi momen turunnya wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kebesaran malam ini membentuk fondasi agama Islam dan menandai munculnya cahaya ilmu dan petunjuk bagi umat manusia. 

Ketiga, makna yang lebih sempit mengacu pada kehadiran malaikat. Selama Lailatul Qadar, diyakini bahwa malaikat turun ke bumi dan berada di antara umat manusia, membawa rahmat dan berkah. Kehadiran mereka menambah kesucian malam ini, menjadikannya lebih istimewa.

Dalam mengenali tanda-tanda Lailatul Qadar, Rasulullah SAW telah menjelaskan beberapa ciri khas yang mengikuti malam mulia ini. Dalam buku "Seri Fiqih Kehidupan" yang disusun oleh Ahmad Sarwat, terdapat beberapa petunjuk yang bisa diperhatikan untuk menentukan apakah malam tersebut memang Lailatul Qadar.

Salah satu ciri penting adalah suasana pagi setelah malam itu. Pada pagi hari Lailatul Qadar, udara cenderung tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula dingin. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Lailatul Qadar adalah malam yang tenteram, dan esok paginya, matahari terbit dengan sinarnya yang lemah berwarna merah." Ini menunjukkan betapa mendalamnya kedamaian yang dapat dirasakan pada malam tersebut.

Tanda lain adalah cahaya mentari yang tidak menyilaukan saat terbit. Sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits, "Keesokan hari setelah malam Lailatul Qadar, matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan" (HR Muslim). Ini menggambarkan keindahan dan keunikan pagi setelah malam penuh berkah tersebut.

Menariknya, beberapa riwayat menunjukkan bahwa ada yang mendapatkan karunia untuk melihat Lailatul Qadar melalui mimpi. Hal ini menjadi indikasi bahwa Allah SWT memberikan tanda-tanda kepada hamba-Nya yang terpilih. Sejumlah sahabat Nabi SAW menyatakan bahwa mereka merasakan kehadiran malam Lailatul Qadar dalam mimpi-mimpi mereka, suatu pengalaman yang spesial dan penuh makna.

Tanda fisik lainnya juga bisa dilihat dari bentuk bulan. Rasulullah SAW pernah berdiskusi mengenai Lailatul Qadar dengan sahabat-sahabatnya. Dalam pernyataannya, beliau menyinggung bahwa bulan saat itu bisa muncul dalam bentuk yang menyerupai separuh nampan (HR Muslim). Ini merupakan observasi yang sangat menarik dan bisa dijadikan petunjuk untuk mendalami malam yang mulia.

Di samping semua tanda fisik, hal lain yang menjadi ciri khas Lailatul Qadar adalah kelezatan dalam beribadah. Banyak ulama berpendapat bahwa pada malam ini, suasana hati setiap orang yang beribadah akan terasa lebih tenang dan damai. Mereka merasakan kenikmatan saat bermunajat kepada Allah SWT, suatu pengalaman spiritual yang sulit didapatkan pada malam-malam lainnya. 

Berkaitan dengan suasana malam itu sendiri, dijelaskan dalam hadits bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang terang dan tenang. Tidak ada hujan, angin kencang, maupun awan yang menghalangi. Rasulullah SAW menyebutkan, "Malam itu adalah malam yang cerah, tidak dingin dan tidak pula panas. Malam yang titip perasaan ketenangan itu hanya ada di malam Lailatul Qadar." (HR Ahmad).

Malam Lailatul Qadar memang memiliki keistimewaan dan tanda-tanda yang menambah keyakinan umat Islam bahwa mereka berada dalam momen yang sangat berharga. Oleh karena itu, tidak heran jika malam ini sangat dinanti-nanti setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia. Banyak dari mereka yang berusaha keras untuk melakukan amalan-amalan baik, berdoa, serta membaca Al-Qur’an dengan harapan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Selama bulan Ramadan ini, upaya peningkatan ibadah menjadi kunci untuk meraih kesempatan sebesar-besarnya dalam menemukan malam yang seribu bulan ini. Dengan berbekal pengetahuan tentang Lailatul Qadar, diharapkan setiap Muslim dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk meraih kasih sayang Allah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved