Kisah Konversi Mualaf Pendeta Asal Amerika Serikat, Samuel Shropshire, yang Tersentuh dengan Surat Al-Fatihah

Tanggal: 23 Mar 2024 22:31 wib.
Samuel Shropshire, seorang pendeta asal Amerika Serikat, memiliki kisah yang menarik tentang perjalanannya menjadi seorang mualaf di Arab Saudi. Pada November 2011, Samuel pertama kali datang ke Arab Saudi, tanpa pengetahuan yang cukup tentang Islam dan Nabi Muhammad. Bagi Samuel, kebanyakan informasi yang ia dapatkan tentang Islam berasal dari berita negatif yang dipublikasikan di Amerika. Sensasi tentang terorisme selalu menjadi fokus utama dalam saluran televisi di negaranya.

Kunjungannya ke Arab Saudi dikarenakan undangan dari Safi Kaskas untuk terlibat dalam sebuah proyek yang dikenal dengan nama Q project. Proyek ini bertujuan untuk menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Inggris agar lebih mudah dipahami oleh kaum muda. Meskipun Samuel tidak bisa membaca atau berbicara bahasa Arab, Kaskas mengundangnya untuk memeriksa terjemahan bahasa Inggris Al Quran tersebut guna memastikan bahwa intepretasi baru Al Quran tersebut dapat dipahami oleh umat Muslim.

Proyek ini mengharuskan Samuel untuk membaca Al Quran berulang kali. Saat membaca Al Quran, Samuel mulai memiliki pertanyaan yang muncul di benaknya. Dia terkejut mengetahui bahwa terdapat begitu banyak kisah tentang Nabi Isa (Yesus) dalam Al Quran. Yang lebih mengejutkan baginya adalah fakta bahwa dalam Al Quran, Nabi Isa digambarkan sebagai salah satu nabi terbaik. Begitu pula dengan kisah kelahiran seorang wanita suci yang disebutkan di Al Quran. Serta banyak mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Isa yang juga disebutkan di Al Quran.

Selama tinggal di Arab Saudi, Samuel sering mendengar adzan dan melihat umat Muslim berbondong-bondong pergi ke masjid saat waktu salat tiba. Pemandangan ini sangat memukau hatinya. Ia merasa didorong oleh Tuhan untuk mengunjungi masjid tersebut. Beberapa waktu kemudian, Samuel memberanikan diri untuk pergi ke Masjid Taqwa. Ia mengetuk pintu masjid, dan saat itu tidak ada seorang pun yang membuka pintu. Selama tiga hari, Samuel memutuskan untuk duduk di belakang masjid setiap waktu salat. Pada akhirnya, dia meminta Syafiq Zubair, seorang muadzin, untuk mengajarkan padanya surat pertama dalam Al Quran, Al-Fatihah.

Meskipun pada awalnya ia hanya bisa menghafal suara dari Surat Al-Fatihah tanpa mengerti artinya, Samuel mencoba menerjemahkan surat tersebut ke dalam bahasa Inggris. Dan dari proses tersebut, Samuel menyadari bahwa tiada yang tidak sesuai antara ajaran Kristen dengan Surat Al-Fatihah. Bahkan, hatinya tersentuh dengan kata-kata yang terdapat dalam Al Quran.

Kelembutan dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh umat Muslim di masjid Taqwa membuat Samuel mantap untuk menjadi seorang mualaf. Dia kemudian dibawa oleh Dr. Sadiq Malki ke yayasan pendidikan Islam di sekitar Al Hamra, Jeddah, di mana dia mendeklarasikan syahadatnya.

Kisah Samuel Shropshire merupakan contoh nyata betapa pemahaman yang mendalam tentang agama lain dapat membawa seseorang untuk menemukan kebenaran dan keutamaan agama lainnya. Baginya, Islam bukanlah sebuah ancaman atau hal yang asing, melainkan justru membawanya pada keharmonisan dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat yang beragam. Selain itu, kecerdasan dan keberanian untuk mengeksplorasi agama lain juga dapat menjadi jalan menuju pemahaman yang lebih luas tentang keberagaman manusia. Dalam konteks yang lebih luas, kisah Samuel menginspirasi kita untuk membangun toleransi dan saling pengertian antar umat beragama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved