Khodam dan Jimat: Pengertian dan Penjelasannya dalam Perspektif Islam
Tanggal: 26 Jun 2024 22:34 wib.
ISTILAH khodam dan jimat beberapa waktu belakangan mendadak viral di linimasa media sosial (medsos). Pasalnya, ada yang menawarkan mengecek khodam secara daring hingga menjual jimat.
Dalam perspektif Islam, termasuk menurut penjelasan dari Ustadz Ady Kurniawan Al Asyrofi, khodam dan jimat merupakan hal-hal yang memiliki keterkaitan dengan keyakinan dan keimanan umat Muslim. Khodam merupakan pengikut dari kalangan jin, sementara jimat merupakan sebuah benda yang berisi andil bantuan dari jin dan dapat menjaga atau memunculkan hal-hal ajaib bagi pemiliknya.
Menurut Ustadz Ady, keduanya, baik khodam maupun jimat, adalah perbuatan yang sama-sama menggantungkan harapan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Penggantungan harapan kepada selain Allah merupakan bentuk kesyirikan, yang merupakan dosa besar dalam Islam.
Dalam Al Quran, keesaan Allah ditekankan dalam firman-Nya yang menyatakan bahwa Allah adalah tempat meminta segala sesuatu. Prinsip ini menjadi landasan bagi umat Muslim untuk menyembah hanya kepada Allah dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Dalam hadits, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam juga menegaskan larangan penggunaan jimat, yang dianggap sebagai perbuatan syirik. Dirinya bersabda bahwa ruqyah (yang tidak syari), jimat, dan pelet adalah bentuk syirik.
Menurut Ustadz Ady yang menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Alquran di Universitas Al Qur'anul Karim, Omdurman, Sudan, khodam dan jimat merupakan perbuatan syirik karena bergantung kepada selain Allah. Perbuatan ini tidak akan diampuni dosanya menurut ajaran Islam.
Dalam merespons viralnya khodam dan jimat di media sosial, Ustadz Ady menekankan pentingnya bagi umat Muslim untuk hanya bergantung kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan jalan keluar terbaik dalam setiap persoalan yang dihadapi umat manusia. Umat Muslim dianjurkan untuk berdoa dan berharap hanya kepada Allah, sebagai bentuk penghambaan kepada-Nya.
Hal tersebut sejalan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Dia tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Karena itu, Ustadz Ady menegaskan bahwa saat umat Muslim hanya bergantung kepada Allah, tidak ada lagi yang perlu dirisaukan dalam hidup. Dalam firman-Nya, Allah menegaskan bahwa Dia bersama hamba-Nya, dan saat manusia lari ke Allah, itu berarti sudah berserah diri kepada-Nya.
Dalam perspektif Islam, kunci utama adalah bergantung hanya kepada Allah, namun umat Muslim juga harus melakukan ikhtiar yang maksimal dalam menjalani kehidupan. Umat Muslim dianjurkan untuk menghindari perbuatan syirik, termasuk dalam hal khodam dan jimat, serta mengokohkan keyakinan hanya kepada Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.
Dengan demikian, dalam pergumulan hidup, umat Muslim diajak untuk menempatkan keyakinan dan harapan sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta memperkuat ikhtiar dan tawakal dalam menjalani kehidupan. Dalam prinsip Islam, hanya kepada Allah-lah umat Muslim berharap dan bergantung sepenuhnya.
Dalam Islam, khodam dan jimat merupakan hal-hal yang memiliki keterkaitan dengan keyakinan dan keimanan umat Muslim. Khodam merupakan pengikut dari kalangan jin, sementara jimat merupakan sebuah benda yang berisi andil bantuan dari jin dan dapat menjaga atau memunculkan hal-hal ajaib bagi pemiliknya. Menurut Ustadz Ady, keduanya, baik khodam maupun jimat, adalah perbuatan yang sama-sama menggantungkan harapan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Penggantungan harapan kepada selain Allah merupakan bentuk kesyirikan, yang merupakan dosa besar dalam Islam.
Dalam Al Quran, keesaan Allah ditekankan dalam firman-Nya yang menyatakan bahwa Allah adalah tempat meminta segala sesuatu. Prinsip ini menjadi landasan bagi umat Muslim untuk menyembah hanya kepada Allah dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Dalam hadits, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam juga menegaskan larangan penggunaan jimat, yang dianggap sebagai perbuatan syirik. Dirinya bersabda bahwa ruqyah (yang tidak syari), jimat, dan pelet adalah bentuk syirik.
Menurut Ustadz Ady yang menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Alquran di Universitas Al Qur'anul Karim, Omdurman, Sudan, khodam dan jimat merupakan perbuatan syirik karena bergantung kepada selain Allah. Perbuatan ini tidak akan diampuni dosanya menurut ajaran Islam.
Dalam merespons viralnya khodam dan jimat di media sosial, Ustadz Ady menekankan pentingnya bagi umat Muslim untuk hanya bergantung kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan jalan keluar terbaik dalam setiap persoalan yang dihadapi umat manusia. Umat Muslim dianjurkan untuk berdoa dan berharap hanya kepada Allah, sebagai bentuk penghambaan kepada-Nya.
Hal tersebut sejalan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Dia tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Karena itu, Ustadz Ady menegaskan bahwa saat umat Muslim hanya bergantung kepada Allah, tidak ada lagi yang perlu dirisaukan dalam hidup. Dalam firman-Nya, Allah menegaskan bahwa Dia bersama hamba-Nya, dan saat manusia lari ke Allah, itu berarti sudah berserah diri kepada-Nya.
Dalam perspektif Islam, kunci utama adalah bergantung hanya kepada Allah, namun umat Muslim juga harus melakukan ikhtiar yang maksimal dalam menjalani kehidupan. Umat Muslim dianjurkan untuk menghindari perbuatan syirik, termasuk dalam hal khodam dan jimat, serta mengokohkan keyakinan hanya kepada Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.
Dengan demikian, dalam pergumulan hidup, umat Muslim diajak untuk menempatkan keyakinan dan harapan sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta memperkuat ikhtiar dan tawakal dalam menjalani kehidupan. Dalam prinsip Islam, hanya kepada Allah-lah umat Muslim berharap dan bergantung sepenuhnya.