Jangan Kaget! Banyak Orang Gemoy Ternyata Jadi Pertanda Kiamat
Tanggal: 25 Mei 2024 13:55 wib.
Allah SWT telah menjanjikan kedatangan hari kiamat dalam salah satu firman-Nya, "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur". (QS. Al-Hajj : 7). Kiamat merupakan suatu kepastian yang akan terjadi. Kita harus menyadari bahwa tanda-tanda akan kedatangan hari kehancuran ini telah mulai ditunjukkan oleh Allah dalam kehidupan manusia.
Salah satu dari tanda-tanda tersebut adalah peningkatan jumlah orang gemuk atau obesitas di tengah peradaban manusia yang terus berkembang pesat. Dengan kemakmuran, kesejahteraan, serta berbagai jenis makanan dan minuman yang tersedia secara melimpah, orang menjadi malas untuk melakukan aktivitas fisik. Selain itu, istilah "gemoy" yang merujuk pada sisi lucu, imut, dan menggemaskan telah membuat sebagian orang tidak menyadari bahwa kegemukan dapat menjadi masalah serius.
Menurut sebuah hadis yang dikutip dari laman islampos.com, Imran ibn Hushain RA meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Umatku yang terbaik adalah (umat) pada masaku, lalu (umat) setelah mereka, lalu (umat) setelahnya. Setelah itu, akan muncul satu kaum yang bersaksi namun tidak bisa dipercaya, berkhianat dan tidak bisa memegang amanah, bernazar namun tidak melaksanakannya, serta terlihat gemuk," (HR. Bukhari dan Muslim).
Setiap individu pasti menginginkan memiliki bentuk tubuh ideal, namun mereka sering kali tidak mampu menahan diri dari godaan makanan yang menggiurkan. Akibatnya, bentuk tubuh ideal yang diharapkan sulit untuk dicapai. Apakah peristiwa ini merupakan gambaran akhir zaman yang akan datang? Ketika peradaban semakin maju, manusia mengalami kenikmatan yang luar biasa sehingga banyak di antara mereka yang memiliki tubuh gemuk.
Dalam konteks ini, hadis tersebut memberikan gambaran bahwa gemuk bukan hanya sekadar masalah kesehatan fisik, tetapi juga dapat menjadi pertanda bahwa manusia telah terjebak dalam gaya hidup yang tidak sehat dan tidak seimbang. Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa, pada akhir zaman, orang akan gemuk namun dalam keadaan tidak dapat dipercaya, berkhianat, tidak dapat memegang amanah, dan tidak dapat memenuhi janji-janjinya. Hal ini menunjukkan bahwa kegemukan bukan hanya sekadar masalah fisik, tetapi juga menggambarkan ketidakseimbangan dalam perilaku dan karakter.
Kesehatan adalah aset berharga bagi setiap individu. Namun, tingginya angka kegemukan di masyarakat dapat menjadi indikasi bahwa gaya hidup tidak sehat sedang menjadi pandemi tersendiri. Selain itu, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kegemukan telah menjadi salah satu masalah kesehatan global yang meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tetapi juga semakin mengkhawatirkan di negara berkembang.
Berdasarkan data WHO, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami overweight, dan dari jumlah tersebut, lebih dari 650 juta di antaranya mengalami obesitas pada tahun 2016. Angka ini diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan jika tidak ada tindakan yang tegas untuk mengatasi masalah ini. Di Indonesia sendiri, menurut Riskesdas 2018, peningkatan angka kegemukan terjadi di semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Angka kegemukan yang tinggi tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga menimbulkan beban ekonomi yang besar bagi masyarakat dan negara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), dampak ekonomi dari kegemukan termasuk biaya pengobatan yang tinggi, penurunan produktivitas kerja, dan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan mengurangi angka kegemukan harus terus ditingkatkan. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengubah pola hidup yang tidak sehat menjadi lebih seimbang. Edukasi tentang pentingnya pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan menjaga keseimbangan tubuh perlu menjadi perhatian utama dalam upaya mencegah dampak buruk dari kegemukan.
Di samping itu, pengembangan kebijakan publik yang mendukung akses masyarakat terhadap makanan sehat dan olahraga perlu diperkuat. Langkah-langkah konkret seperti pemberian insentif bagi produsen makanan sehat, peningkatan infrastruktur olahraga, dan regulasi terkait iklan makanan yang tidak sehat perlu diimplementasikan secara lebih aktif.
Dengan langkah-langkah yang terintegrasi, diharapkan angka kegemukan di masyarakat bisa ditekan sehingga tidak hanya akan memberikan dampak positif pada kesehatan individu, tetapi juga pada pembangunan sosial dan ekonomi. Kita sebagai individu juga perlu memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan, baik melalui pola makan yang seimbang maupun aktivitas fisik yang teratur. Dengan demikian, kita dapat menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi masalah kesehatan global yang semakin kompleks ini.