Hikayat Hari Tasyrik, Kenapa Umat Islam Dilarang Berpuasa?
Tanggal: 20 Jun 2024 10:45 wib.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijjah. Selanjutnya, tiga hari setelahnya, yakni pada 11, 12 dan 13 Dzulhijjah disebut sebagai Hari Tasyrik.Sejak dulu, orang-orang sudah mahfum. Pada hari Idul Adha dan Hari Tasyrik, muslim dilarang berpuasa.
Namun, yang jarang dibahas adalah sejarah dan asal-usul kenapa disebut sebagai Hari Tasyrik dan hikmah besar di baliknya.Hari Tasyrik ini menjadi istimewa dalam Islam. Sebab pada waktu tersebut umat Islam diperbolehkan untuk menyembelih hewan qurban-nya.
Lalu bagaimanakah hari Tasyrik dan asal usul penamaannya?
Telah disinggung sebelumnya, hari Tasyrik erat kaitannya dengan hari raya Idul Adha. Pada waktu tersebut, umat Islam dilarang untuk berpuasa. Larangan tersebut selaras dengan pelaksanaan qurban itu sendiri.
Asal-Usul Penamaan Hari Tasyrik
Tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab merupakan patron kata masdar dari “syarraqa” yang memiliki arti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”. Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).
Syekh Ibnu Manzur (711 H) dalam magnum opusnya Lisan al-Arab menyebutkan terdapat perbedaan pendapat Ulama tentang alasan perbedaan penamaan tasyrik. Kedua pendapat tersebut sebagai berikut:
Pertama, dinamakan tasyrik dikarenakan waktu tersebut adalah hari di mana umat Islam menjemur daging qurban mereka untuk dibuat dendeng.
Pendapat tersebut disandarkan pada masa Rasulullah SAW belum adanya teknologi pendingin seperti kulkas. Alhasil, masyarakat kala itu menyimpan daging dengan waktu lama dengan cara dijemur.
Langkah ini dilakukan agar daging qurban yang melimpah saat Idul Adha dapat disimpan dalam jangka panjang dan bisa menjadi cadangan makanan untuk dikonsumsi.
Kedua, pelaksanaan ritual qurban dilakukan setelah matahari terbit. Telah disebutkan di atas, pada hari Tasyrik setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa.
Mengapa terdapat larangan puasa pada waktu tersebut?
Larangan puasa di hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban . Dalam Haditsnya Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:
“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
Pada kesempatan lain hari Tasyrik juga disebut juga dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:
“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)
Pada hari Tasyrik juga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti berdzikir, berdoa, serta menyembelih hewan qurban . Perintah untuk berqurban tersebut termaktub dalam surat al-Kautsar ayat 2 berikut:
“Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurban lah!”
Demikianlah hari Tasyrik dan asal usul penamaannya, semoga bermanfaat. Wallahu’alam.