Hati Terasa Kosong Meski Segalanya Ada, Mungkin Sudah Saatnya Kembali kepada Allah
Tanggal: 30 Mei 2025 12:45 wib.
Tampang.com | Pernahkah merasa hidup sudah punya segalanya—pekerjaan yang stabil, teman-teman yang hangat, bahkan hiburan yang tak pernah habis—namun entah mengapa, hati terasa hampa? Rasa itu datang bukan karena kekurangan materi, melainkan karena ada satu hal yang tak terisi: hubungan dengan Allah.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, kita sering tenggelam dalam rutinitas tanpa jeda. Kita sibuk mengejar pencapaian, validasi, atau bahkan pengakuan dari orang lain. Namun, di balik semua itu, jiwa kita merintih. Ia rindu pulang, rindu kepada Sang Pencipta.
Hampa yang Tak Bisa Diisi Dunia
Psikologi modern pun mengakui bahwa manusia tak hanya butuh kebutuhan fisik, tapi juga kebutuhan spiritual. Ketika kebutuhan ini diabaikan, muncul gejala seperti kegelisahan, mudah cemas, kehilangan arah, bahkan depresi. Padahal, bisa jadi itu adalah bentuk panggilan lembut dari Allah, bukan hukuman—melainkan undangan.
Terkadang, Allah tidak langsung menegur dengan musibah, tetapi dengan kekosongan batin. Itu adalah cara-Nya mengingatkan bahwa dunia ini fana, dan kebahagiaan sejati hanya ada ketika kita kembali ke pangkuan-Nya.
Kembali Itu Bukan Malu, Tapi Mulia
Banyak orang menunda taubat karena merasa belum pantas, masih banyak dosa, atau malu akan masa lalu. Padahal, justru orang yang banyak salah dan sadar lalu kembali, adalah yang paling dicintai oleh Allah. Ia seperti seorang hamba yang mengaku lemah, lalu bersandar penuh kepada Tuhannya.
Tidak perlu menunggu menjadi baik untuk kembali, karena justru kita kembali agar dibimbing menjadi baik. Islam bukan agama yang menghakimi siapa yang berdosa, tapi agama yang membuka jalan pulang bagi siapa saja yang mau berubah.
Tanda-Tanda Hati yang Rindu Allah
Merasa hampa meski sedang dikelilingi banyak orang
Merasa ada sesuatu yang hilang namun tak tahu apa
Ingin menangis tiba-tiba tanpa sebab jelas
Merasa hidup berjalan tanpa arah, seperti kosong tujuan
Ingin mencari makna, tapi tak tahu harus mulai dari mana
Jika kamu merasakan hal ini, jangan abaikan. Bisa jadi, itu bukan kelemahan mental, tapi kerinduan spiritual.
Ketenangan Itu Bernama Allah
Tidak ada ketenangan yang lebih dalam dibanding saat sujud, menyebut nama-Nya, atau merenungi ayat-ayat-Nya di tengah malam. Saat kita menyendiri dengan Allah, kita menyadari bahwa dunia hanyalah persinggahan. Ketenangan itu bukan terletak pada banyaknya harta, tapi pada seberapa dekat hati dengan Tuhannya.
Mulai dari Langkah Kecil
Kembali kepada Allah tidak harus langsung drastis. Mulailah dari:
Merenung tentang hidup dan kematian
Membaca satu ayat Al-Qur’an dan merenungkannya
Menyendiri sejenak, berbicara dalam hati kepada Allah
Mencoba shalat malam meski hanya dua rakaat
Mengucap istighfar sambil menyadari bahwa kita adalah hamba yang lemah
Allah tidak meminta kita sempurna, hanya meminta kita mau melangkah pulang.
Hidup Ini Terlalu Singkat untuk Terus Lari
Sebelum ajal menjemput, sebelum hati semakin keras, dan sebelum dunia membuat kita lupa arah, mari ambil waktu sejenak. Berhenti. Diam. Dengarkan suara hati. Mungkin, itulah saatnya kita menoleh dan berkata dalam hati, “Ya Allah, aku ingin pulang.”