Sumber foto: Kompas.com

Hajar Aswad: Dari Kisah Surga Hingga Teori Ilmiah

Tanggal: 6 Okt 2024 10:20 wib.
Salah satu kisah paling terkenal dalam dunia Islam adalah kisah Hajar Aswad, sebuah batu hitam yang berdiri tegak di salah satu sudut Kakbah. Batu yang diyakini berasal dari surga ini telah menjadi fokus kekaguman dan misteri bagi umat Islam selama berabad-abad. Dalam tradisi Islam, batu ini dipercaya telah mengalami perubahan warna dari putih menjadi hitam sebagai akibat dari menyerap dosa-dosa manusia.

Namun, tidak hanya sebagai objek keagamaan, Hajar Aswad juga menjadi perbincangan para ilmuwan yang tertarik untuk mengungkap asal usulnya. Mereka melakukan penelitian dan mengajukan berbagai teori terkait dengan jenis batuan Hajar Aswad. Sebagian ahli berpendapat bahwa batu ini mungkin dikategorikan sebagai batu meteor, berdasarkan kisah asal-usulnya yang diyakini berasal dari surga.

Seiring berbagai penelitian yang dilakukan, E. Thomsen dalam studinya berjudul "New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka'ba" tahun 1980, mengungkap temuan menarik terkait batu tersebut. Pada tahun 1932, seorang peneliti bernama Philby menemukan kawah tumbukan meteor yang disebut Wabar di Al-Hadidah. Kawah tersebut berukuran lebih dari 100 meter dan ditemukan beberapa pecahan meteor di sekitar kawah dan gurun. Berdasarkan temuan ini, Thomsen menyimpulkan bahwa Hajar Aswad memiliki kemiripan dengan pecahan meteor tersebut.

Dalam penelitiannya, Thomsen menjelaskan bahwa pecahan meteor tersebut terbentuk dari leburan pasir dan silika yang bercampur dengan nikel, yang seiring waktu membentuk lapisan warna putih di dalamnya. Namun, di bagian luar terbungkus oleh lapisan hitam yang dihasilkan dari reaksi nikel dan besi di luar angkasa. Dengan demikian, teori Thomsen menegaskan bahwa batuan berwarna hitam kecil-kecil yang terdapat pada Hajar Aswad mungkin merupakan sisa-sisa pecahan meteor.

Namun, teori asal usul Hajar Aswad dari batu meteor juga menimbulkan beberapa kelemahan. Salah satunya adalah batu meteor tidak mampu mengapung dan sulit pecah menjadi pecahan kecil, sehingga sulit untuk menjelaskan bagaimana pecahan tersebut bisa berasal dari surga dan berada di Kakbah. Meskipun begitu, teori ini masih dianggap sebagai penjelasan yang paling dekat terkait dengan asal usul Hajar Aswad.

Dari penelitian lain, juga disebutkan bahwa usia Hajar Aswad sesuai dengan perkiraan usia batuan yang dikenal oleh orang Arab kuno. Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa batuan ini kemungkinan besar dibawa ke Makkah melalui jalur dari Oman. Namun, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk memverifikasi asumsi ini.

Dari berbagai penelitian dan teori yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa asal usul Hajar Aswad masih menyimpan misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan. Sejarah dan makna keagamaan yang melingkupi batu ini tetap menjadi subjek kekaguman dan kajian yang menarik, baik dalam perspektif agama maupunsains.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved