Sumber foto: Vice.id

Gamer Italia Bakal Jadi Santo Milenial Pertama di Gereja Katolik

Tanggal: 6 Jul 2024 06:36 wib.
Seorang remaja Italia yang memiliki hobi bermain video game akan menjadi Santo milenial pertama di Gereja Katolik setelah proses kanonisasinya disetujui oleh otoritas gereja. Carlo Acutis, remaja Italia yang meninggal dunia akibat kanker darah (leukemia) pada tahun 2006, diangkat sebagai sosok berpengaruh dalam dunia Katolik karena aktif dalam menyebarkan kesadaran tentang iman Katolik melalui keterampilan komputernya. Ia dijuluki sebagai "Influencer Tuhan" karena dedikasinya dalam memperkenalkan ajaran agama melalui media digital.

Umumnya, proses kanonisasi seseorang dalam Gereja Katolik membutuhkan waktu bertahun-tahun. Namun, proses kanonisasi Acutis terjadi dengan cepat karena pengaruh yang ia miliki di kalangan para pengikutnya di seluruh dunia. Proses kanonisasi gereja mewajibkan para calon untuk memiliki minimal dua mukjizat yang terkait dengan mereka dan mengalami kejadian supranatural yang butuh pemeriksaan mendalam.

Pada bulan Mei, mukjizat kedua dari Acutis diakui oleh Paus Fransiskus. Hal ini membuka jalan bagi Acutis untuk dinyatakan sebagai orang suci. Langkah terakhir dilaksanakan pada Senin, ketika Vatikan mengumumkan bahwa Paus telah memutuskan kanonisasi akan dilanjutkan setelah menerima dukungan dari para kardinal yang dibentuk oleh Paus, termasuk 14 kardinal lainnya.

Upacara kanonisasi tersebut diperkirakan akan berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatikan, dihadiri oleh puluhan ribu orang dan dipimpin langsung oleh Paus. Acutis akan secara resmi dinyatakan sebagai orang suci, dan Gereja Katolik di seluruh dunia dapat menamai paroki serta sekolah dengan namanya serta mengingat Acutis setiap tahun pada "feast day".

Carlo Acutis, yang lahir di London, Inggris pada tahun 1991, adalah seorang milenial yang dikenal karena kegemarannya bermain video game seperti Halo, Super Mario, dan Pokemon. Selain itu, ia juga aktif dalam membuat situs web yang mendokumentasikan laporan mukjizat dari berbagai belahan dunia.

Ibu Acutis, Antonia Salzano, menggambarkan putranya sebagai "tanda harapan" yang menunjukkan bahwa kekudusan dapat dicapai pada masa kini. Salzano menyatakan bahwa, "Seperti yang saya lakukan, Anda juga bisa menjadi suci. Kekudusan tak terkecuali dalam era modern ini."

Acutis telah memberikan inspirasi bagi banyak orang melalui karya-karyanya, baik dalam bidang teknologi maupun kemanusiaan. Ia mengunakan kecintaannya pada komputer dan permainan, sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama dengan cara yang menarik dan kreatif.

Sebagai tambahan, Acutis juga aktif dalam kegiatan sosial. Sejak usia sembilan tahun, ia menghabiskan waktunya untuk membantu para tunawisma di Milan dan memberikan uang sakunya kepada mereka yang tidur di jalanan. Ia bahkan bersikeras hanya memiliki sepasang sepatu agar dia bisa menabung untuk membantu orang miskin.

Acutis dibeatifikasi pada tahun 2020 setelah mukjizat pertamanya diakui, yang berkaitan dengan kesembuhan seorang anak laki-laki Brasil yang dilaporkan menderita cacat lahir di pankreas. Anak itu dikabarkan sembuh setelah ibunya berdoa kepada Acutis untuk bersikap sebagai perantara dan membantu dalam penyembuhan anaknya.

Keajaiban kedua yang dikaitkan dengan Acutis terjadi ketika ia menyembuhkan seorang perempuan asal Kosta Rika yang mengalami trauma kepala setelah jatuh dari sepedanya di Florence, Italia, tempat dia belajar. Ibunya mengatakan bahwa ia berdoa untuk kesembuhan putrinya di makam Acutis di Assisi.

Semua aktivitas dan kebaikan yang dilakukan oleh Acutis sepanjang hidupnya menjadi sebuah contoh nyata bahwa kekudusan dan inspirasi bisa muncul dari berbagai latar belakang dan hobi. Acutis memberikan contoh bahwa meskipun kita hidup dalam era teknologi yang maju, kekudusan tak bisa ditinggalkan begitu saja. Ia menunjukkan bahwa kekudusan tetap relevan dan penting, bahkan dalam zaman modern ini. Setiap individu memiliki potensi untuk menjadi berkat bagi orang lain, seperti yang ditunjukkan oleh perjalanan kehidupan Carlo Acutis.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved