Fakta Baru! Jejak Keberadaan Yesus Terungkap, Arkeolog Ungkap Temuan Mengejutkan
Tanggal: 22 Des 2024 17:28 wib.
Ada penelitian menarik yang dilakukan oleh sejumlah arkeolog serta ahli sejarah dari seluruh dunia dalam upaya mencari bukti sejarah keberadaan Yesus. Sebagaimana disampaikan dalam survei Gereja Inggris pada tahun 2015, sebanyak 22% orang dewasa di Inggris tidak percaya bahwa Yesus adalah sosok nyata sesuai dengan fakta sejarah. Hal ini menimbulkan perdebatan yang menarik di kalangan para ahli.
Lawrence Mykytiuk, seorang profesor ilmu perpustakaan di Universitas Purdue dan penulis dari Biblical Archaeology Review, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bukti fisik atau arkeologis yang mengonfirmasi keberadaan Yesus. "Tidak ada yang konklusif, saya juga tidak berharap akan ada," ungkapnya dikutip dari The History, Sabtu (21/12/2023).
Sementara itu, profesor studi agama di Universitas North Carolina, Bart D. Ehrman, menyuarakan pandangan serupa. Menurutnya, tidak ada catatan arkeologi yang secara langsung mencatat keberadaan Yesus pada periode yang sama dengan kehidupannya.
Kendati begitu, absennya bukti arkeologi tidak langsung menandakan bahwa keberadaan Yesus tidak mencerminkan kenyataan. Ehrman menjelaskan bahwa kurangnya bukti bukan berarti bahwa seseorang tidak ada pada masa tersebut. Dalam konteks kehidupan pada masa itu, banyak individu yang tidak meninggalkan jejaknya pada catatan arkeologi.
Salah satu catatan terkait dengan keberadaan Yesus yang paling jelas terungkap ada dalam 20 jilid buku sejarah bangsa Yahudi yang ditulis oleh Flavius Josephus, seorang sejawarawan Yahudi. Buku tersebut ditulis pada tahun 93 Masehi.
Josephus sendiri diperkirakan lahir setelah masa penyaliban Yesus pada sekitar tahun 37 M. Ia dikenal sebagai seorang bangsawan, pemimpin militer, dan memiliki hubungan yang erat dengan Palestina.
Namun demikian, Josephus tidak diakui sebagai pengikut Yesus. Mykytiuk meyakini bahwa Josephus hidup pada masa gereja awal berdiri, sehingga ia mengenal individu yang memiliki pengalaman mendengar dan melihat Yesus.
Selanjutnya, beberapa pertanyaan terkait dengan keaslian peninggalan sejarah yang terkait dengan Yesus, seperti mahkota duri yang diklaim dikenakan oleh Yesus saat penyaliban serta Kain Kafan Turin, terus menjadi bahan perdebatan.
Meskipun begitu, beberapa bukti fisik yang menopang kebenaran cerita dalam Alkitab telah berhasil ditemukan oleh para arkeolog. Meskipun terdapat perdebatan mengenai keberadaan Nazaret kuno, kota masa kecil Yesus yang tertulis dalam Alkitab, para arkeolog berhasil menemukan sebuah rumah dengan halaman batu, makam, dan kolam.
Para arkeolog juga berhasil menemukan bukti fisik penyaliban Romawi sebagaimana yang digambarkan dalam Perjanjian Baru. Informasi yang diambil dari CNN Indonesia menyebutkan bahwa catatan paling terperinci mengenai kehidupan dan kematian Yesus berasal dari empat Injil dan tulisan-tulisan Perjanjian Baru lainnya.
Namun demikian, perlu diingat bahwa semua sumber-sumber ini ditulis oleh penganut agama Kristen dan tentu saja memiliki bias dalam penyajian informasinya.
Sejarawan Romawi, Tacitus, juga turut memberikan catatan tentang keberadaan Yesus dalam Annals of Imperial Rome. Dalam catatannya tentang pembakaran kota Roma pada tahun 64 M, Tacitus mengungkapkan bahwa Kaisar Nero menyalahkan "orang-orang Kristen" atas kebakaran tersebut dan menghukum mati Kristus di bawah perintah Pontius Pilatus.
Kumpulan cuplikan dari sumber-sumber non-Kristen seperti Tacitus, Pliny the Younger, dan Suetonius, meskipun tidak memberikan banyak informasi tentang kehidupan Yesus, tetapi memberikan gambaran lain yang menarik.
Penemuan baru-baru ini juga berhasil menunjukkan jejak kekristenan di Arab pra-Islam melalui penemuan ribuan prasasti kuno di gurun yang terletak di sebelah timur Sungai Yordan. Prasasti-prasasti tersebut menampilkan salib dan menggunakan istilah-istilah Kristen.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Al-Jallad, seorang profesor bahasa Arab di Ohio State University, diperoleh hasil menarik dari misi epigrafis pada tahun 2019 di Wadi al-Khudari di Yordania timur laut. Penelitian ini menghasilkan ratusan prasasti kuno yang menjadi bukti tersendiri terkait dengan penetrasi agama Kristen di Arab padamasa lampau.