Etika Bermedia Sosial dalam Islam: Tuntunan Gus Baha
Tanggal: 20 Jul 2024 21:00 wib.
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk berbagi informasi, pendapat, dan kehidupan pribadi. Namun, penggunaan media sosial harus selalu diimbangi dengan etika yang baik, terutama dalam pandangan Islam. Gus Baha, seorang ulama yang dihormati, memberikan panduan dan tuntunan mengenai etika bermedia sosial dalam Islam yang perlu diperhatikan oleh umat Muslim. Berikut ini adalah beberapa prinsip penting yang disampaikan oleh Gus Baha terkait etika bermedia sosial.
1. Menjaga Akhlak dan Adab dalam Berinteraksi
Salah satu tuntunan utama Gus Baha adalah menjaga akhlak dan adab dalam berinteraksi di media sosial. Islam mengajarkan pentingnya akhlak yang baik dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam komunikasi daring. Gus Baha menekankan bahwa setiap unggahan, komentar, atau pesan yang kita buat harus mencerminkan akhlak yang baik dan sopan. Ini termasuk menghindari kata-kata kasar, fitnah, atau ujaran kebencian yang dapat menyinggung atau menyakiti orang lain. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain.” Ayat ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berkomunikasi dan menghindari perilaku yang merugikan orang lain.
2. Memverifikasi Informasi Sebelum Membagikan
Gus Baha juga menekankan pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya di media sosial. Dalam konteks media sosial, sering kali kita terjebak dalam penyebaran berita bohong atau hoaks yang dapat menimbulkan kebingungan dan dampak negatif. Islam mengajarkan agar kita selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Dalam Hadis Rasulullah SAW, “Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa jika ia menyebarkan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim). Gus Baha menambahkan bahwa memeriksa kebenaran informasi tidak hanya melindungi orang lain dari dampak informasi yang salah tetapi juga menjaga integritas dan kejujuran kita sebagai individu.
3. Menghindari Konten yang Tidak Layak
Salah satu ajaran penting Gus Baha adalah menghindari konten yang tidak layak atau melanggar norma-norma agama. Ini mencakup konten yang bersifat pornografi, kekerasan, atau hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan agar umatnya menjaga diri dari perilaku yang dapat merusak moral dan etika. Dalam Surah Al-Mu’minun ayat 3, Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.” Gus Baha menegaskan bahwa setiap unggahan atau konten yang kita buat di media sosial harus sesuai dengan prinsip-prinsip kebaikan dan kesopanan yang diajarkan dalam Islam.
4. Memperhatikan Waktu dan Keseimbangan
Gus Baha juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas media sosial dan kegiatan sehari-hari lainnya. Kecanduan media sosial dapat mengganggu waktu kita untuk beribadah, berkumpul dengan keluarga, dan melakukan aktivitas produktif lainnya. Islam mengajarkan tentang pentingnya mengatur waktu dengan baik dan tidak membiarkan satu aspek kehidupan mengabaikan aspek lainnya. Dalam Hadis Rasulullah SAW, “Waktu adalah amanah, dan setiap menit yang berlalu darinya akan ditanyakan.” Gus Baha mendorong umat Muslim untuk menggunakan media sosial secara bijaksana dan tidak menjadikannya sebagai penghalang untuk melakukan ibadah dan aktivitas positif lainnya.
5. Menghormati Privasi Orang Lain
Akhirnya, Gus Baha menekankan pentingnya menghormati privasi orang lain di media sosial. Islam mengajarkan untuk menjaga dan menghormati privasi individu. Mengunggah foto atau informasi pribadi orang lain tanpa izin adalah tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 27, Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah yang bukan rumahmu, sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” Prinsip ini juga berlaku dalam konteks digital, di mana kita harus memastikan bahwa kita tidak melanggar privasi orang lain dengan membagikan informasi pribadi mereka tanpa izin.
Etika bermedia sosial dalam Islam, seperti yang disampaikan oleh Gus Baha, mengajarkan kita untuk selalu menjaga akhlak, memverifikasi informasi, menghindari konten yang tidak layak, menjaga keseimbangan waktu, dan menghormati privasi orang lain. Dengan mengikuti tuntunan ini, kita dapat menggunakan media sosial secara positif dan bermanfaat, sesuai dengan ajaran Islam. Media sosial, jika digunakan dengan bijaksana, dapat menjadi alat yang memperkuat hubungan sosial, menyebarkan kebaikan, dan memperdalam pemahaman agama.