Devinisi Tetangga Dalam Islam
Tanggal: 25 Okt 2017 08:36 wib.
Tampang.com-Dalam kehidupan sehari-hari kita tidaklah luput dari kehidupan tentangga. Dan pastilah di samping kanan kiri depan belakang rumah kita ada tetanggakan.
Islam memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada teetangga. Ini terlihat dalam firman Allah surah An-Nisa ayat 36 yang artinya, “… dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh ….”
Sementara dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda, “Senantiasa Jibril berwasiat kepadaku tentang tetangga sampai-sampai saya mengira bahwa ia (tetangga) berhak mendapatkan hak waris.” (HR Muttafaqun ‘Alaihi).
Berbuat baik kepada tetangga adalah dengan tidak menyakitinya. Rasulullah saw. memberikan peringatan keras kepada orang yang menyakiti tetangganya. Beliau bersabda, “Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang tidak beriman, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan (gangguannya).” (HR Bukhari Muslim).
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” (HR Muslim).
Para ulama juga berbeda pendapat tentang batasan jarak tetanggga. Al-Auza’i dan Hasan berkata bahwa seserorang disebut tetangga selama ia masih dalam jarak 40 rumah dari rumah kita, baik dari depan, belakang, maupun samping. Ali r.a. mengatakan, siapa yang mendengar panggilan ia adalah tentangga. Segolongan lain mengatakan, siapa yang mendengar panggilan salat, ia adalah tetangga masjid. Ada juga yang berbendapat, siapa yang tinggal dalam suatu kota, ia adalah tetangga.
Di samping berbuat baik, kita juga dianjurkan untuk memuliakan teetangga. Salah satunya dengan memberikan hadiah meskipun kecil bentuk dan nilainya. Rasulullah saw. menasihati Abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak kuah daging, perbanyaklah airnya, dan berilah tetanggamu.” (HR Muslim).
Pada kenyataannya sulit bagi kita untuk memberi kepada semua tetangga. Karean itu, yang diutamakan adalah tetangga yang paling dekat dengan pintu rumah kita. Aisyah r.a. pernah bertanya, “Ya Rasulullah, sesunguhnya aku mempunayi tetangga, manakah yang lebih berhak aku beri hadiah?” Rasululah menjawab, “Yang rumahnya lebih dekat dengan pintu rumahmu.” (HR Bukhari).
Termasuk memuliakan tetanggga adalah membiarkan tetanggga memanfaatkan sebagian fasilitas kita seperti menyandarkan kayunya ke dinding rumah. Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya menyandarkan kayunya pada dinding rumahnya.” Abu Hurairah r.a. kemudian berkata, “Mengapa aku melihat kalian berpaling dari sunah ini? Demi Allah (kalau kalian tidak kembali kepada sunah ini) pasti aku lempari rumah kalian dengan kayu.” (HR Bukhari Muslim).
“ Janganlah engkau tinggikan bangunanmu untuk berbangga atasnya dan menyebabkan terhalangnnya angin ke rumahnya kecuali dengan izinnya. Bila engkau memberi buah-buahan, berilah sebagiannya. Bila tidak, sembunyikanlah dari penglihatannya dan janganlah biarkan anakmu keluar dengannya (buah-buahan) yang menyebabkan anak tetangganya menginginkannya. Apakah kalian memahami apa yang aku katakan kepada kalian? Tidaklah ada yang bisa menuaikan hak tetangganya, kecuali sedikit sekali dari orang yang dirahmati Allah’.”Wallahu a’lam.
Semua kita senantiasa berada dalam tetangga yang dirahmati oleh Allah, amin ya robal alamin.