Sumber foto: Canva

Bagaimana Islam Memandang Kebahagiaan Dunia dan Akhirat?

Tanggal: 26 Jan 2025 11:14 wib.
Tampang.com | Dalam ajaran Islam, konsep kebahagiaan tidak hanya terbatas pada kehidupan sementara di dunia, tetapi juga mencakup kehidupan yang abadi di akhirat. Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati adalah keseimbangan antara kedua aspek ini. Dunia dipandang sebagai tempat ujian dan persiapan, sementara akhirat adalah tujuan akhir yang menentukan nasib setiap manusia.

Islam mengajarkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Segala kenikmatan yang dirasakan di sini, seperti harta, jabatan, atau keluarga, hanyalah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kebahagiaan di dunia tidak boleh membuat seseorang lupa akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah. Sebaliknya, nikmat dunia harus dimanfaatkan untuk berbuat baik, membantu sesama, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan demikian, kebahagiaan dunia menjadi bermakna dan tidak sia-sia.

Namun, Islam juga menegaskan bahwa kebahagiaan di dunia bukanlah tujuan utama. Kehidupan di dunia seringkali diwarnai oleh tantangan, kesulitan, dan cobaan. Hal ini dimaksudkan untuk menguji keimanan dan ketakwaan setiap individu. Orang yang mampu melewati ujian ini dengan sabar dan tawakal akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia yang sejati adalah ketika seseorang merasa tenang dan puas dengan apa yang telah diberikan oleh Allah, tanpa merasa iri atau tamak terhadap apa yang dimiliki orang lain.

Di sisi lain, kebahagiaan di akhirat adalah kebahagiaan yang abadi dan tidak terbatas. Islam menggambarkan akhirat sebagai tempat di mana segala keinginan dan kebutuhan manusia akan terpenuhi tanpa ada rasa lelah, sedih, atau kekurangan. Kebahagiaan di akhirat hanya bisa diraih melalui amal shaleh, keimanan, dan ketakwaan selama hidup di dunia. Orang yang berhasil meraih kebahagiaan ini akan tinggal di surga, tempat yang penuh dengan kenikmatan dan keberkahan.

Islam juga mengajarkan bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat saling berkaitan. Orang yang berusaha meraih kebahagiaan di akhirat dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan di dunia. Sebaliknya, orang yang hanya mengejar kebahagiaan dunia dengan mengabaikan akhirat, akan merasa hampa dan tidak pernah puas. Kebahagiaan dunia yang tidak seimbang dengan persiapan untuk akhirat hanya akan membawa kesengsaraan di kemudian hari.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT sering mengingatkan manusia untuk tidak terlena oleh gemerlap dunia. Dunia diibaratkan seperti permainan dan perhiasan yang sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian. Dengan cara ini, seseorang akan lebih bijaksana dalam menjalani hidup dan tidak terjebak dalam kesenangan dunia yang semu.

Islam juga menekankan pentingnya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Rasa syukur ini akan membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hati. Orang yang bersyukur akan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak mudah terpengaruh oleh keinginan yang tidak terbatas. Dengan bersyukur, seseorang akan lebih dekat dengan Allah dan lebih siap menghadapi kehidupan di akhirat.

Dengan demikian, Islam memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana meraih kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Kebahagiaan di dunia bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai kebahagiaan yang lebih besar dan abadi di akhirat. Dengan menjalankan ajaran Islam secara konsisten, seseorang akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di kehidupan setelahnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved