Bagaimana Hukum Memakai Pakaian Mewah di Masjid?
Tanggal: 25 Feb 2025 20:32 wib.
Hukum memakai pakaian mewah di masjid adalah topik yang sering dibahas di kalangan umat Islam. Masjid sebagai tempat ibadah seharusnya dijaga kesucian dan kesederhanaannya. Masyarakat awam mungkin berpikir bahwa memilih pakaian mewah di masjid adalah bentuk penghormatan dan kemewahan, tetapi hukum Islam dalam konteks ini memiliki pandangan yang lebih dalam.
Secara umum, Islam mendorong umatnya untuk berpakaian dengan sopan dan rapi, terutama saat berada di tempat ibadah. Akan tetapi, banyak ulama berpendapat bahwa memakai pakaian yang terlalu mewah atau mahal bisa jadi tidak sesuai dengan nilai-nilai kesederhanaan yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Hal ini berkaitan dengan salah satu karakteristik utama dalam ibadah: ikhlas. Ketika seseorang memamerkan pakaian mewahnya kepada orang lain, ada kemungkinan itu dapat mengganggu niat tulus untuk beribadah.
Dalam konteks hukum, adalah penting untuk memahami bahwa setiap umat Islam dituntut untuk menampilkan sifat tawadhu' (rendah hati). Masyarakat di sekitar masjid seringkali adalah golongan yang beragam, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Memakai pakaian mewah di masjid terkadang mampu menimbulkan perasaan ketidakadilan atau kecemburuan di antara sesama jamaah. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip solidaritas dan persaudaraan dalam Islam.
Di dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya kesederhanaan dalam berpakaian. Ada beberapa narasi yang menunjukkan bahwa beliau lebih memilih pakaian yang sederhana dan tidak berlebihan. Dengan demikian, banyak ulama sependapat bahwa pakaian mewah di luar konteks tertentu seperti acara resmi atau perayaan, sebaiknya dihindari ketika berkunjung ke masjid. Khususnya ketika menghadiri ibadah sholat, adalah lebih baik untuk menggunakan pakaian yang bersih dan sederhana, bukan pakaian yang mencolok dan mahal.
Namun, tentu saja tidak ada larangan khusus dari syariat mengenai pemakaian pakaian mewah di masjid selama itu tidak mengganggu ibadah dan tidak mengarah kepada sikap riya' (pamer). Misalnya, jika seorang jamaah menggunakan pakaian yang mahal tetapi tetap bersikap tawadhuk dan tidak menonjolkan pakaian tersebut, bisa saja hal tersebut dianggap tidak masalah. Yang terpenting adalah niat dan apakah pakaian itu justru menjauhkan kita dari kekhusyukan beribadah.
Terdapat juga pandangan yang menyatakan bahwa situasi dapat memengaruhi hukum tersebut. Dalam beberapa kultur, mengenakan pakaian tertentu di masjid mungkin dianggap wajar atau bahkan sebagai simbol penghormatan. Misalnya, di beberapa negara, mengenakan pakaian tradisional tertentu yang mungkin terlihat mewah adalah hal biasa. Oleh karena itu, dalam konteks budaya dan situasi sosial, hukum mengenai pakaian mewah di masjid bisa jadi lebih fleksibel, asalkan tidak merusak kesucian tempat tersebut.
Dalam hal ini, sangat penting untuk tidak hanya menilai hukum memakai pakaian mewah di masjid dari satu aspek saja. Kebiasaan, budaya, dan kebijakan lokal juga memegang peran penting dalam menentukan apa yang dianggap pantas. Akhirnya, makna sesungguhnya pada saat kita melangkah ke dalam masjid adalah pada niat kita untuk menghadap Allah SWT, dan pakaian hanyalah salah satu dari sekian banyak cara kita menunjukkan penghormatan dan keseriusan dalam beribadah.