Arkeolog Ungkap Jejak Keberadaan Yesus: Fakta Menarik di Balik Sejarah dan Prasasti Kuno
Tanggal: 9 Mar 2025 14:23 wib.
Berita mengenai penemuan jejak historis Yesus Kristus terus mengundang perhatian dunia. Sejumlah peneliti, termasuk sejarawan dan arkeolog, bersikeras dalam upaya mereka menyelidiki keberadaan sosok yang menjadi pusat iman bagi jutaan orang tersebut. Dalam survei yang dilakukan oleh Gereja Inggris pada tahun 2015, tercatat bahwa sekitar 22 persen orang dewasa di Inggris meragukan bahwa Yesus adalah sosok nyata berdasarkan fakta sejarah. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bukti fisik dan arkeologis untuk mendukung klaim keberadaan Yesus.
Profesor Lawrence Mykytiuk, seorang ahli arkeologi dan penulis pada jurnal Biblical Archaeology Review, menyatakan dengan tegas bahwa tidak terdapat bukti fisik yang secara langsung menandakan keberadaan Yesus. "Tidak ada yang konklusif, dan saya tidak berharap ada," ungkapnya seperti yang dilansir dari The History. Pendapatnya sejalan dengan Bart D. Ehrman, seorang profesor studi agama di Universitas North Carolina, yang juga menegaskan bahwa catatan arkeologi dari saksi yang hidup di era Yesus sangat minim atau bahkan tidak ada.
Namun, ketidakadaan bukti arkeologi ini tidak berarti bahwa Yesus tidak pernah ada. Menurut Ehrman, banyak individu pada masa itu, yang menghuni dunia yang sama, tidak meninggalkan jejak arkeologis yang bisa dikenali.
Salah satu catatan yang paling berharga mengenai Yesus muncul dalam karya Flavius Josephus, seorang sejarawan Yahudi yang hidup sekitar abad pertama Masehi. Dalam bukunya yang ditulis sekitar tahun 93 Masehi, Josephus mencatat beberapa informasi mengenai sosok Yesus. Berasal dari latar belakang bangsawan dan terlibat dalam pemberontakan melawan Roma, Josephus berada di lokasi kejadian, namun dia bukanlah pengikut Yesus. "Dia ada saat gereja awal mulai berdiri, jadi mengenal orang-orang yang melihat dan mendengar tentang Yesus," kata Mykytiuk.
Seiring dengan berbagai penemuan sejarah, beberapa peninggalan yang terkait dengan Yesus juga kerap diperdebatkan, seperti mahkota duri yang dipercayai dikenakan saat penyaliban dan Kain Kafan Turin. Namun, para arkeolog telah berhasil menemukan beberapa bukti yang mendukung cerita dalam Alkitab. Misalnya, meskipun ada perdebatan mengenai keberadaan Nazaret kuno, kota tempat Yesus dibesarkan, arkeolog telah menemukan rumah dengan halaman batu, serta makam dan kolam yang menunjukkan aktivitas kehidupan di daerah tersebut pada zaman yang relevan dengan kehidupan Yesus.
Alkitab, khususnya bagian Perjanjian Baru, telah menjadi sumber utama yang memberikan catatan tentang kehidupan dan kematian Yesus. Empat Injil dan tulisan-tulisan lain dari Perjanjian Baru, meskipun ditulis dengan perspektif keagamaan, tetap berusaha untuk menghadirkan informasi historis. Namun, Ehrman memperingatkan bahwa semua tulisan ini harus dinilai dengan kritis karena bias yang ada. "Klaim utama mereka tentang Yesus sebagai tokoh sejarah - seorang Yahudi, dengan pengikut, yang dieksekusi oleh gubernur Romawi, Pontius Pilatus - dilatarbelakangi oleh sumber-sumber yang muncul dari sudut pandang yang berbeda," jelasnya.
Selain Josephus, terdapat catatan lain yang menyentuh kehidupan Yesus dalam karya sejarawan Romawi, Tacitus, yang menulis Annals of Imperial Rome pada tahun 116 Masehi. Tacitus mencatat bahwa "Christus," pendiri gereja Kristen, dihukum mati oleh Pontius Pilatus. Dia mencatat kehidupan Kristen di Roma pada masa pemerintahan Kaisar Nero, di mana orang-orang Kristen dibenci dan dituduh menjadi penyebab kebakaran besar di kota tersebut.
Informasi lebih lanjut tentang Yesus muncul dari tulisan Pliny the Younger, yang menceritakan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen kepada Kaisar Trajan. Dalam tulisannya, Pliny mencatat bahwa orang-orang Kristen awal menyanyikan pujian kepada Kristus seolah-olah menyembah dewa. Selain itu, sejarawan Roman lainnya, Suetonius, juga disebut-sebut merujuk Yesus dengan menyebutkan nama "Chrestus" yang diperlakukan sebagai penyebab kerusuhan di Roma.
Adanya beragam sumber sejarah non-Kristen ini menunjukkan bahwa Yesus memang merupakan sosok yang mengundang perhatian pada masanya, meskipun informasi yang ada tidak memberikan gambaran lengkap tentang kehidupan pribadi dan ajaran-ajarannya.
Penemuan-penemuan baru juga menunjukkan dampak awal kekristenan di wilayah Arab. Melalui riset terbaru, ditemukan ribuan prasasti kuno di sebelah timur Sungai Yordan yang menggambarkan simbol iman Kristen, termasuk salib. Penelitian ini dilakukan oleh Ahmad Al-Jallad dari Ohio State University, yang menjelaskan bahwa beberapa prasasti menampilkan nama Yesus, mengisyaratkan adanya jejak awal kekristenan di wilayah tersebut.
Rute yang dilalui oleh suku-suku Arab yang bermigrasi dan menggembalakan ternak di sekitar Tungku Yordania mencerminkan adanya pertemuan kultural yang memperkaya sejarah kekristenan. Satu prasasti yang ditemukan menggambarkan seorang Krisitian yang memohon kepada Yesus—dalam konteks nama Isa seperti tertulis di Al-Qur'an—untuk melindungi pamannya dari penipuan dan dusta.
Dalam penemuan ini, terbaca sebuah sejarah yang kaya tentang perjalanan awal kekristenan yang tidak hanya mengubah kehidupan individu, tetapi juga komunitas di sekitarnya, menggarisbawahi bagaimana ajaran Yesus menyebar melampaui batas geografis dan membentuk peradaban yang kita kenal sekarang.