Sumber foto: Google

Apakah Darah Hewan Kurban itu Najis?

Tanggal: 12 Jun 2024 16:45 wib.
Setiap tahunnya, umat Muslim memperingati hari raya Idul Adha dengan pelaksanaan ibadah kurban. Dalam ibadah tersebut, para mukmin dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT. Salah satu masalah yang sering muncul terkait dengan ibadah kurban adalah status darah hewan kurban apakah termasuk dalam kategori najis atau tidak.

Darah hewan kurban merupakan salah satu komponen yang cukup kontroversial dalam pandangan fiqih Islam. Pemahaman terhadap keabsahan penggunaan darah hewan kurban ini memang menjadi perdebatan di kalangan ulama. Beberapa ulama berpandangan bahwa darah hewan kurban adalah najis dan harus segera dibersihkan, sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa darah hewan kurban tidak termasuk dalam kategori najis.

Sebagian ulama yang berpendapat bahwa darah hewan kurban itu najis merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa darah hewan kurban adalah najis. Mereka berpendapat bahwa hadis tersebut memberikan penjelasan yang jelas terkait status darah hewan kurban. Oleh karena itu, menurut pandangan mereka, darah hewan kurban harus segera dibersihkan agar tidak mencemarkan lingkungan sekitarnya.

Namun, di sisi lain, ada pula ulama yang berpendapat bahwa darah hewan kurban tidak termasuk dalam kategori najis. Mereka mengacu pada pendapat yang menyatakan bahwa darah hewan kurban tidak dianggap najis karena merupakan bagian dari ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Selain itu, beberapa ulama juga mengemukakan argumen bahwa jika darah hewan kurban dinilai najis, maka hal itu akan mempersulit umat Muslim dalam menjalankan ibadah kurban.

Sementara itu, terdapat pandangan yang berusaha mencari jalan tengah terkait dengan masalah ini. Mereka berpendapat bahwa darah hewan kurban adalah najis, namun memiliki keistimewaan dalam konteks ibadah kurban. Dengan demikian, darah hewan kurban harus tetap dibersihkan namun tidak diperlakukan dengan sikap yang sama seperti najis lainnya.

Dalam permasalahan fiqih ini, penting bagi umat Muslim untuk memahami dan menghormati perbedaan pendapat ulama. Dalam konteks ibadah kurban, kebersihan adalah bagian penting yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, apapun pandangan ulama terkait dengan darah hewan kurban, umat Muslim harus tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat pelaksanaan ibadah kurban. 

Dalam konteks tersebut, darah hewan kurban dapat dianggap sebagai bagian dari peningkatan kesadaran akan kepatuhan terhadap perintah Allah SWT. Dengan demikian, perbedaan pandangan terkait dengan darah hewan kurban bukanlah menjadi halangan dalam melaksanakan ibadah tersebut. Namun demikian, kehati-hatian dalam menangani darah hewan kurban tetap diperlukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.

Dalam kesimpulan, darah hewan kurban menyisakan perdebatan di kalangan ulama terkait dengan status kebersihannya. Pandangan yang beragam tersebut memberikan gambaran yang kompleks terkait dengan hukum darah hewan kurban dalam fiqih Islam. Oleh karena itu, umat Muslim perlu memahami dan menghormati perbedaan pendapat dalam masalah ini, sambil tetap memastikan kebersihan lingkungan sekitar dalam menjalankan ibadah kurban.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mengenai permasalahan darah hewan kurban dalam perspektif fiqih Islam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved