Sumber foto: Canva

Apa Perbedaan Antara Sunnah Muakkadah dan Sunnah Ghairu Muakkadah?

Tanggal: 25 Jan 2025 12:53 wib.
Dalam Islam, ibadah dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah wajib adalah ibadah yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim, seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan. Sementara itu, ibadah sunnah adalah ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan, tetapi tidak diwajibkan. Ibadah sunnah sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu sunnah muakkadah dan sunnah ghairu muakkadah. Lalu, apa perbedaan antara keduanya?

Pengertian Sunnah Muakkadah

Sunnah muakkadah adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan beliau hampir tidak pernah meninggalkannya. Ibadah ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dalam Islam karena Nabi SAW secara konsisten melakukannya. Contoh dari sunnah muakkadah adalah shalat sunnah rawatib, yaitu shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan setelah shalat wajib. Shalat sunnah rawatib ini terdiri dari dua rakaat sebelum shalat Subuh, dua rakaat sebelum dan setelah shalat Dzuhur, dua rakaat setelah shalat Maghrib, dan dua rakaat setelah shalat Isya.

Selain shalat rawatib, shalat tarawih yang dilakukan pada bulan Ramadhan juga termasuk dalam sunnah muakkadah. Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat tarawih karena memiliki keutamaan yang besar. Meskipun sunnah muakkadah tidak diwajibkan, meninggalkannya tanpa alasan yang jelas dapat mengurangi pahala dan keutamaan dalam beribadah.

Pengertian Sunnah Ghairu Muakkadah

Sunnah ghairu muakkadah adalah ibadah sunnah yang tidak sekuat anjuran seperti sunnah muakkadah. Nabi Muhammad SAW memang pernah melakukannya, tetapi beliau tidak melakukannya secara konsisten. Ibadah ini bersifat lebih fleksibel dan tidak memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan sunnah muakkadah. Contoh dari sunnah ghairu muakkadah adalah shalat sunnah yang dilakukan di luar shalat rawatib, seperti shalat dhuha, shalat tahajud, atau shalat istikharah.

Shalat dhuha, misalnya, adalah shalat sunnah yang dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit. Meskipun memiliki keutamaan, shalat dhuha tidak sekuat anjuran seperti shalat rawatib. Begitu pula dengan shalat tahajud, yang dilakukan pada malam hari setelah tidur. Shalat ini memiliki keutamaan besar, tetapi tidak termasuk dalam sunnah muakkadah karena Nabi SAW tidak selalu melakukannya.

**Perbedaan Utama Antara Sunnah Muakkadah dan Sunnah Ghairu Muakkadah**

Perbedaan utama antara sunnah muakkadah dan sunnah ghairu muakkadah terletak pada tingkat anjuran dan konsistensi Nabi Muhammad SAW dalam melakukannya. Sunnah muakkadah memiliki tingkat anjuran yang lebih tinggi karena Nabi SAW hampir tidak pernah meninggalkannya. Sementara itu, sunnah ghairu muakkadah memiliki tingkat anjuran yang lebih rendah karena Nabi SAW tidak selalu melakukannya.

Selain itu, sunnah muakkadah cenderung memiliki keutamaan yang lebih besar dalam pandangan ulama. Meninggalkan sunnah muakkadah tanpa alasan yang jelas dapat dianggap sebagai kelalaian dalam beribadah. Di sisi lain, sunnah ghairu muakkadah lebih fleksibel dan tidak memiliki konsekuensi yang sama jika ditinggalkan.

Dari segi pelaksanaan, sunnah muakkadah biasanya lebih terstruktur dan memiliki waktu yang jelas, seperti shalat rawatib yang dilakukan sebelum dan setelah shalat wajib. Sementara itu, sunnah ghairu muakkadah lebih bervariasi dan dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kemampuan dan kesempatan seseorang.

Dengan memahami perbedaan antara sunnah muakkadah dan sunnah ghairu muakkadah, umat Islam dapat lebih bijak dalam memprioritaskan ibadah sunnah sesuai dengan anjuran dan keutamaannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved