Alhamdulillah, Terimakasih Ya Allah...
Tanggal: 3 Mar 2018 23:25 wib.
Siang tadi aku mendengarkan kajian di sebuah televisi swasta. Ada hal yang seakan ‘cleb’ pada hati. Ini sebenarnya cukup sering aku dengar dan bukan hal yang baru. Namun, tampaknya siang tadi aku baru merasakan ‘cleb’-nya. Di kajian tersebut diceritakan bahwa, ada teman-teman di sekitar kita yang terlahir mungkin tanpa bisa mendengar, melihat, atau berbicara. Kalau dilihat sekilas, mungkin ada yang berpikir bahwa betapa banyak hal yang mungkin tidak bisa dilakukan teman-teman kita tersebut. Namun jika kita melihat dari sisi yang berbeda, dengan kondisi tersebut, teman-teman kita justru ‘terlindungi’ dari kemungkinan melakukan maksiat mata, maksiat mendengarkan hal yang tidak bermanfaat, atau maksiat berbicara hal yang sia-sia.
Pernah juga ada seorang yang tidak bisa melihat diwawancara dalam kesempatan yang berbeda. Ketika ditanya mengenai perasaannya selama ini. Ia berkata bahwa, awal ia tidak bisa melihat memang terasa berat, namun itu dulu. Kini ia merasa seperti dilindungi oleh Allah atas kemungkinannya melakukan maksiat yang bisa ditimbulkan oleh mata. Ia juga menceritakan proses ketika ia tidak bisa melihat. Ia awalnya bisa melihat, namun di usia sekolah karena sesuatu, perlahan penglihatannya semakin memburuk, hingga akhirnya ia tidak bisa melihat sama sekali. Ia berkata bahwa ia ikhlas dengan kondisi tersebut dan merasa dengan kondisi itu Allah melindunginya dari maksiat.
Untuk yang dikaruniai oleh Allah panca indera yang lengkap, apakah yang bisa dilakukan sebagai bentuk syukur kita? Kita bisa mendengar, melihat, berbicara dengan mudahnya. Kita bisa melakukan berbagai aktifitas tanpa ada halangan, seperti: berkendaraan, mendengarkan telepon, bercakap-cakap dengan orangtua kita.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Quran surat Al A’raaf 179:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (Al A'raaf: 179).”
Yuk, kita lebih semangat dan bersungguh dalam memahami dan mendengarkan ayat-ayat Allah juga melihat berbagai tanda kebesaran Allah. Bersyukur bukan hanya mengucap syukur atas lengkapnya panca indera kita, namun ‘pakailah’ juga panca indera tersebut untuk hal-hal yang semakin mendekatkan kita pada kebaikan, mendekatkan kita pada Allah. Mendekatkan kita pada kondisi iman terbaik kita, hingga kelak waktunya kita bertemu dengan-Nya. Hingga kelak kita bisa mempertanggung jawabkan bagaimana kita ‘memakai’ pemberian Nya selama kita hidup.