Trump Minta Israel Nggak Bunuh Ali Khamenei
Tanggal: 19 Jun 2025 10:45 wib.
Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan antara Israel dan Iran meningkat tajam, terutama setelah serangan besar Israel ke sejumlah lokasi di Iran, yang mengakibatkan 128 orang, termasuk anak-anak, tewas dan ratusan lainnya terluka. Serangan ini memicu reaksi keras dari Iran, yang kemudian membalas dengan serangan yang mengakibatkan 13 orang tewas di Israel dan sekitar 380 orang luka-luka sejak konflik pecah pada Jumat lalu. Ini menjadi momen penting, di mana kedua negara ini terlibat adu senjata secara terbuka, menandakan eskalasi yang signifikan dalam Konflik Israel Vs Iran.
Di tengah situasi yang semakin mencekam, kabar mencuat bahwa mantan Presiden AS, Donald Trump, telah mengetahui rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dalam laporan yang ditujukan kepada media, seorang pejabat senior Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Trump secara langsung meminta Israel untuk menahan diri dari rencana tersebut, menunjukkan bahwa meski tidak lagi menjabat sebagai presiden, pengaruhnya dalam politik internasional dan posisinya terhadap isu-isu Timur Tengah tetap menjadi perhatian.
Reaksi Trump ini menggambarkan kekhawatiran akan potensi dampak yang lebih luas dari sebuah pembunuhan terhadap Khamenei. Banyak analis berpendapat bahwa langkah tersebut bisa memperburuk ketegangan yang sudah ada dan membuka jalan bagi konflik yang lebih besar di kawasan tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya akan berdampak pada Iran dan Israel, tetapi juga dapat melibatkan negara-negara lain di Timur Tengah yang selama ini berada di bawah bayang-bayang ketegangan antara dua negara ini.
PM Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi pertanyaan dari media terkait permintaan Trump ini. Namun, Netanyahu memilih untuk tidak berkomentar secara jelas dan hanya menekankan bahwa Israel akan tetap mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu dalam melindungi kepentingan nasionalnya. Ini menunjukkan sikap defensif dan pragmatis Israel dalam merespon situasi yang semakin kompleks, serta meneguhkan posisi mereka dalam menghadapi ancaman dari Iran.
Konflik Israel Vs Iran, yang telah berlangsung selama beberapa dekade, kini memasuki fase baru yang lebih berbahaya. Serangkaian serangan dan balasan antara kedua negara menunjukkan bahwa tidak ada satu pun pihak yang siap untuk mundur. Hal ini juga mencerminkan dinamika geopolitik yang lebih besar, di mana kekuatan barat, termasuk AS, harus merespons dengan hati-hati terhadap setiap langkah yang diambil oleh Israel terkait dengan Teheran.
Para pengamat internasional kini semakin khawatir bahwa setiap langkah yang diambil baik oleh Israel maupun Iran dapat berpotensi menimbulkan ketidakstabilan regional. Permintaan Trump untuk Israel agar tidak membunuh Khamenei menjadi titik perhatian yang menarik bagi banyak pihak, terutama dalam konteks hubungan antara AS dan Iran, yang sudah tegang dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan konflik yang terus berlanjut dan posisi masing-masing negara yang semakin terpolarisasi, masyarakat internasional terus memantau perkembangan ini dengan seksama. Banyak yang berharap agar penyelesaian damai dapat dicapai sebelum konflik yang lebih besar terjadi, tetapi dengan kemarahan dan ketegangan yang ada, hal itu tampaknya semakin sulit diwujudkan.