Tom Lembong: Dukungan Mengalir Deras untuk Anies Baswedan dari Warga Tionghoa
Tanggal: 12 Feb 2024 17:32 wib.
Thomas Lembong atau Tom Lembong, salah satu orang kuat di balik layar Anies Baswedan dalam kontestasi capres 2024 ini menjadi terkenal gara-gara Gibran menyebutnya beberapa kali saat debat calon wakil presiden. Sosok yang dijuluki “ahjussi” ini menjadi idola baru yang juga digandrungi oleh kaum hawa, salah satunya karena pesona suaranya memiliki warna yang khas.
Dalam podcast berjudul PENULIS CONTEKAN PRESIDEN, JOKOWI TIDAK LEBIH BAIK DARI PRESIDEN SEBELUMNYAâ‰ï¸- Tom Lembong, di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo yang tayang 10 Februari lalu, Tom menceritakan asal-usul kakeknya dari negeri Tiongkok yang mendarat di Gorontalo, kemudian hijrah ke Manado.
Bagaimana kedekatan Anies dan Tom Lembong sebenarnya sudah bisa ditelusuri di beberapa postingan di YouTube. Ulah Gibran yang entah dilatarbelakangi oleh apa justru menguntungkan kubu 01 karena Tom Lembong dengan latar belakangnya sebagai keturunan Tionghoa yang nonmuslim menjadi bukti betapa naifnya isu politik identitas yang selalu saja disematkan kepada Anies.
Loyalitas Tom Lembong bukan tak berdasar. Dalam beberapa wawancara di sejumlah kanal podcast di YouTube, bisa disimpulkan bahwa dirinya memiliki frekuensi yang klop dengan Anies dari sisi intelektualitas, gagasan, dan ketulusan. Delapan belas tahun mengenal Anies Baswedan telah memantapkan hati lelaki kelahiran 4 Maret 1971 itu untuk menjadi co captain tim pemenangan Anies dalam pilpres 2024.
Isu politik identitas “Islam garis keras” yang ditiupkan sebenarnya sangat tidak relevan. Isu tersebut pada akhirnya terbantahkan dengan fakta yang terbuka satu per satu. Selain Tom Lembong, ada Billy David Nerotumilena, pemuda Papua yang juga nonmuslim menjadi saksi sejarah betapa Anies merangkul semua kalangan, dari berbagai latar belakang tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
Billy telah bekerja sama dengan Anies selama 13 tahun. Billy menjadi asisten pribadi Anies tahun sejak 2013, lalu membantunya saat masa kampanye Pilkada DKI 2017, hingga saat dia menjadi Gubernur DKI.
Billy, merupakan alumni dari program Indonesia Mengajar yang diinisiasi oleh Anies. Lelaki lulusan Universitas Brawijaya Malang itu bahkan telah menuntaskan studi S2-nya di Penn State University, Amerika Serikat mengambil bidang kebijakan publik.
Dalam postingan berjudul PEMUDA PAPUA INI CERITA PENGALAMAN 13 TAHUN KERJA BARENG ANIES: REKAM KERJANYA JELAS NYATA! Di kanal YouTube medcom id, lelaki yang juga menjadi juru bicara timnas AMIN ini mengatakan, “Pak Anies itu selalu punya asisten laki-laki dan setiap orang yang dekat dengan beliau selalu didorong untuk mencari pengalaman yang lain, entah itu studi, entah itu pekerjaan yang berbeda. Itu juga yang membedakan dengan atasan-atasan di tempat saya bekerja sebelum-sebelumnya dengan beliau. Beliau selalu mendorong orang di sekitarnya untuk maju juga.”
Perlu diketahui, selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies memberikan IMB bagi 50 gereja. Ada di antaranya yang baru mendapatkan izin setelah 30-40 tahun. Bisa disimak di rekaman berita MetroTV di kanal YouTube resmi Metro TV, disebutkan bahwa Ketua Umum Pengurus Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Jason Balompapueng mengapresiasi calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan yang telah menerbitkan izin 50 gereja di Jakarta. Pujian tersebut disampaikan Jason saat menyambut Anies di acara Mubes PGPI bulan Desember lalu.
Hari gini masih percaya dengan isu politik identitas yang dikaitkan dengan islamophobia? Basi!
Mari kita tilik lagi fakta lain yang berbicara. Ketika perayaan Imlek bareng komunitas masyarakat Tionghoa di Jakarta akhir Januari lalu, Anies menerima usul seorang pendeta Tionghoa yang juga mantan aktivis 98 tentang mengabadikan nama jalan dengan nama tokoh Tionghoa yang berjasa bagi Indonesia. Anies tak berkeberatan, bahkan dirinya menyebutkan bahwa hal tersebut sudah menjadi wacananya ketika menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta namun terkendala pandemi.
Saat pandemi, penggantian nama jalan membawa konsekuensi yang tidak ringan bagi rakyat di masa sulit. Usulan pada perayaan Imlek ini mengingatkan Anies dengan wacana tersebut. Anies menyebutkan bahwa nama John Lie prajurit TNI keturunan Tionghoa yang dahulu juga dikenal sebagai penyelundup di laut dengan julukan “Hantu Selat Malaka” disiapkan menjadi nama jalan di salah satu wilayah di Jakarta, bahkan Anies menjadi salah satu pengusung dijadikannya John Lie sebagai pahlawan nasional.
Dukungan kepada Anies dari warga Tionghoa berdatangan. Usai kampanya akbar AMIN di Jakarta International Stadium (JIS), viral video seseorang keturunan Tionghoa melalui akun @gethadza memberikan testimoni mengapa dirinya berlelah-lelah ke JIS, menyewa taksi online, turun di salah satu titik karena tidak bisa bermobil lagi, lanjut jalan kaki sejauh 5 km sampai ke JIS lalu balik kembali dengan berjalan kaki sejauh 5 km untuk memesan taksi online pulang ke rumah.
https://www.tiktok.com/@gethadza/video/7334136141307710725?is_from_webapp=1&sender_device=pc
Disebutkan pula bahwa di JIS lelaki itu bertemu dengan banyak warga Tionghoa lainnya juga yang menginginkan perubahan sama seperti dirinya. Mereka rela mengorbankan waktu kumpul bersama keluarga di hari Imlek untuk memberi dukungan kepada Anies.
Lelaki ini membuktikan bahwa pendukung Anies bukan hanya dari satu golongan tertentu saja. Warga Tionghoa banyak juga yang mendukung Anies agar terjadi perubahan. Salah satu alasannya adalah “jenuh menyaksikan hukum dipermainkan”.
Hei, apa kabar kamu? Masih ingin menjadi saksi hidup hukum dipermainkan tanpa rasa malu dan rasa bersalah? Buka mata yuk, pilih yang ingin membawa perubahan!