Sumber foto: Google

Tok! Parlemen Iran Sepakat Putus Hubungan dengan Badan Nuklir PBB

Tanggal: 28 Jun 2025 09:47 wib.
Para anggota parlemen Iran baru-baru ini menyatakan persetujuan untuk memutuskan hubungan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah serangkaian serangan militer yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan Israel terhadap situs nuklir negara itu. Keputusan ini diambil di tengah kondisi yang memanas, di mana anggota parlemen meneriakkan slogan “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel” sebagai bentuk protes atas tindakan agresif dua negara tersebut.

Konflik militer yang berkepanjangan selama hampir dua pekan dimulai pada tanggal 13 Juni ketika Israel meluncurkan kampanye pengeboman besar-besaran yang menargetkan beberapa instalasi nuklir penting di Iran. Serangan ini tidak hanya merusak infrastruktur vital, tetapi juga mengakibatkan tewasnya sejumlah komandan militer penting serta ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran. Kematian mereka menambah beban emosional bagi rakyat Iran dan menimbulkan kemarahan di kalangan anggota parlemen.

Ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, mengecam IAEA karena dianggap tidak mengutuk serangan terhadap instalasi nuklir negaranya. Menurut Ghalibaf, tindakan IAEA yang seolah bungkam dalam menghadapi agresi luar negeri menunjukkan ketidakadilan dan bias terhadap Iran. Pernyataan tersebut kemudian menguatkan argumen parlemen untuk menarik dukungan dari badan internasional yang seharusnya berperan sebagai pengawas atas program-progam nuklir secara adil.

Suasana di dalam parlemen berubah emosional setelah pemungutan suara, ketika banyak anggota menunjukkan reaksi yang menggebu-gebu. Slogan-slogan keras terhadap Amerika dan Israel menjadi sorotan, mencerminkan ketidakpuasan terhadap politik luar negeri dan intervensi yang dianggap mengancam kedaulatan negara. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun Iran menghadapi tantangan dari luar, persatuan nasional masih menjadi faktor penting di dalam negeri.

Penembakan yang terjadi dalam rangka serangan Israel ini juga menyentuh aspek-aspek lain dalam diplomasi internasional. Dengan keluarnya keputusan untuk memutus hubungan dengan IAEA, Iran semakin menegaskan sikapnya yang keras terhadap tekanan luar dan menunjukkan bahwa mereka tidak akan mundur dalam pengembangan program nuklir, yang selama ini menjadi isu sensitif di mata dunia internasional. 

Sikap Iran ini diharapkan dapat memicu respons dari negara-negara lain yang terlibat dalam negosiasi mengenai program nuklir Iran, terutama terkait dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Di sisi lain, negara-negara barat, khususnya Amerika Serikat, mungkin bersiap untuk menerapkan kebijakan yang lebih ketat terhadap Iran sebagai langkah balasan.

Dengan memutus hubungan ini, Iran menunjukkan bahwa mereka siap untuk menanggung konsekuensi yang mungkin timbul dari keputusan tersebut, sebagai bentuk perlawanan terhadap gangguan yang dirasakan.  Tindakan ini, meskipun berisiko, dapat dilihat sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa Iran memiliki kekuatan dan tekad dalam melindungi aset-aset pentingnya di tengah tekanan internasional yang semakin meningkat.

Reaksi dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dan sekutu-sekutu Iran akan sangat penting untuk dipantau, terutama setelah keputusan kontroversial dari parlemen Iran ini. Dalam konteks geopolitik yang lebih luas, langkah ini bisa memberikan dampak yang lebih jauh bagi stabilitas kawasan dan hubungan antara Iran dengan negara-negara besar di dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved