TNI AL Deteksi Kapal Induk AS yang Matikan Sinyal, Hak Lintas Berlaku Asal Tak Mengancam
Tanggal: 24 Jun 2025 11:54 wib.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) Tunggul mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil mendeteksi keberadaan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USS Nimitz, di perairan Indonesia. Penemuan ini menjadi perhatian khusus, terutama ketika kapal tersebut sempat kehilangan sinyal. Meskipun demikian, Laksma Tunggul menegaskan bahwa keberadaan USS Nimitz dilindungi oleh hak lintas damai, selama tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan wilayah Indonesia.
Kehadiran kapal induk seperti USS Nimitz di perairan Indonesia memang sering menciptakan berbagai spekulasi. Indonesia, sebagai negara maritim yang strategis, mempunyai hak untuk mengawasi dan mendeteksi setiap aktivitas di lautan sekitarnya. TNI AL terus berupaya menjamin keamanan dan kedaulatan wilayah laut Indonesia dari potensi ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas kapal asing, termasuk kapal induk milik negara besar seperti Amerika Serikat.
"Hak lintas damai ini selaras dengan hukum internasional, di mana kapal asing dapat melalui perairan kami, asalkan tidak mengancam," kata Laksma Tunggul. Hak lintas damai diatur dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut (UNCLOS), yang memberi izin kepada kapal asing untuk melintas di perairan teritorial negara lain tanpa adanya izin, selama melakukannya dengan cara yang tidak mengganggu keamanan negara tersebut.
Proses deteksi kapal induk USS Nimitz yang menghilangkan sinyal itu dilakukan dengan berbagai alat dan teknologi canggih yang dimiliki oleh TNI AL, termasuk radar dan sistem pengawasan maritim lainnya. Selain menjamin keselamatan operasi Angkatan Laut Indonesia, TNI AL juga perlu mengetahui keberadaan kapal-kapal asing yang beroperasi di sekitar perairan nasional. Dalam hal ini, Laksma Tunggul menekankan pentingnya kerja sama antara angkatan laut negara-negara di kawasan agar tercipta stabilitas dan keamanan maritim yang lebih baik.
Situasi ini menciptakan tantangan tersendiri bagi TNI AL dalam mendeteksi dan mengawasi aktivitas kokoh dari kapal-kapal asing. Menurut Laksma Tunggul, upaya tersebut dilakukan demi menjaga kedaulatan dan kelangsungan fungsi laut sebagai sumber daya alam penting bagi Indonesia. Keberadaan kapal induk seperti USS Nimitz juga menunjukkan bahwa kegiatan perang dan latihan militer berlangsung di kawasan Asia-Pasifik, yang memperlihatkan dinamika geostrategis yang tak terelakkan.
Dalam konteks ini, TNI AL terus meningkatkan kemampuan dan profesionalisme angkatan lautnya. Sekolah-sekolah pelatihan dan program modernisasi armada menjadi bagian dari strategi penguatan untuk menghadapinya. Terlebih lagi di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia, termasuk Laut China Selatan yang dekat dengan Indonesia.
TNI AL berkomitmen untuk mengikuti perkembangan yang ada dan bersiap dalam menghadapi tantangan yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan menjalin komunikasi efektif dengan negara-negara lain dan mendorong dialog, Indonesia berharap untuk menjaga hubungan baik sambil tetap mempertahankan kedaulatan dan keamanan wilayah maritimnya. Ini menjadi penting terutama saat berhadapan dengan kekuatan angkatan laut negara lain seperti Amerika Serikat.
Kehadiran USS Nimitz di perairan Indonesia merupakan salah satu contoh nyata dari betapa pentingnya peran TNI AL dalam menjaga keamanan maritim di kawasan Asia Tenggara. Dalam hal ini, respons cepat serta pengawasan yang ketat menjadi kunci dalam mempertahankan kedaulatan laut Indonesia.