Sumber foto: iStock

Terungkap, Segini Bayaran Buzzer Politik Pilpres AS 2024

Tanggal: 28 Okt 2024 20:01 wib.
Dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), para pesohor media sosial atau yang kerap disebut 'influencer' ternyata mendapat bayaran melimpah dari tim kampanye calon presiden.

Baik dari pihak Republik maupun Demokrat, kampanye Donald Trump dan Kamala Harris terungkap telah menggelontorkan uang besar untuk memanfaatkan para influencer sebagai buzzer politik. 

Proses ini menimbulkan kekhawatiran karena publik tidak diberi tahu secara transparan bahwa para influencer yang diikuti di platform media sosial dibayar untuk mendukung kandidat tertentu. Meningkatnya penggunaan influencer oleh tim kampanye politik juga menunjukkan perkembangan signifikan dalam pengaruh media sosial terhadap politik.

Menurut laporan The Washington Post, tidak semua postingan yang dibuat oleh influencer tersebut disertai keterangan 'berbayar'. Data dari Billion Dollar Boy and Censuswide pun menunjukkan bahwa 39% kreator di AS didekati untuk menciptakan konten politik berbayar. Hal ini mencerminkan upaya untuk memotivasi audiens agar menggunakan hak suaranya demi memenangkan kandidat tertentu, menurut EMarketer.

Pada Pilpres AS kali ini, kedua kandidat, Donald Trump dan Kamala Harris, sangat bergantung pada kampanye di media sosial. Harris memanfaatkan video dan meme viral, sementara Trump menggunakan TikTok dan Truth Social untuk berkampanye. Pada Agustus lalu, Trump bahkan menggelar wawancara dengan miliarder Elon Musk di platform X yang disaksikan lebih dari 25 juta kali dari awal hingga akhir.

Menurut The Washington Post, tim kampanye Harris telah mengeluarkan uang sebesar US$500.000 (Rp 7,8 miliar) ke firma Good Influence dan People First Marketing untuk menyebarkan kampanyenya melalui para buzzer.

Selain itu, Komite Kongres Republik Nasional juga menghabiskan US$500.000 untuk Creator Grid Inc, yang diketahui "menghubungkan kandidat-kandidat Republik dengan influencer konservatif paling kuat di internet". 

Sementara itu, Komite Nasional Demokrat dan kampanye Harris sejak Maret 2023 telah membayar hingga US$4 juta (Rp 62,9 miliar) untuk Village marketing Agency, firma yang juga terlibat dalam mengembangkan kampanye pemasaran berbasis influencer untuk Netflix, SoulCycle, dan Anheuser-Busch.

Kelompok relawan muda Trump, Turning Point USA, yang didanai oleh Charlie Kirk, juga telah mengumpulkan dana sebesar US$3 juta (Rp 47,2 miliar) sejak 2023 dan menjalankan program influencer online.

Di tengah semakin intensnya peran influencer dalam kampanye politik, beberapa pejabat menekankan pentingnya transparansi.

Menurut Ellen Weintraub, salah satu perwakilan Demokrat di Komisi Pemilu Federal, para influencer yang mempromosikan produk komersial seperti odol wajib memberi tahu bahwa kontennya adalah berbayar. Sama halnya, ada kebutuhan bagi influencer yang mendukung kandidat politik untuk memberlakukan aturan serupa.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved