Teroris, Apa Maumu Sebenarnya ? Membubarkan Indonesia ?

Tanggal: 14 Mei 2018 17:27 wib.
Bom meledak di Surabaya. Sasarannya Gereja. Ini bom bunuh diri. !7 dinyatakan tewas puluhan luka-luka.

Sebentar kemudian ISIS merilis statemen, bertanggung jawab atas pemboman di Surabaya ini. Apa yang terpikir oleh kalian, hei rakyat Indonesia ? Kemana para petinggi partai ? Bukankah kalian jelmaan dewa yang bisa menjadikan negeri ini berwarna merah, hijau, kuning atau putih?

Ini bukan saatnya menyiapkan diplomati untuk mencari posisi di samping kursi presiden. Tak pantas juga membuat hujatan-hujatan “provokatif” agar tampak cerdas dan hebat, karena mencaci maki presiden ?

Atau diam, menyimak berita pemboman ter up date? Semabri ngomel-ngomel sendiri ? Untuk bahan mencari perhatian di media ?

Terpikirkah oleh kita semua, bahwa Tanah Air ini bukan milik ISIS, bukan hanya milik kelompok Islam Radikal, bukan milik teroris, bukan milik Amerika Serikat, bukan milik China, ini milik warga bangsa pewaris sah dari nenek moyang kita para pendiri negeri ini, sehingga jika ada orang lain ( siapapun mereka ) masuk ke wilayah ini tanpa permisi kita berhak teriak :  Maliiinggg.

Dan jika siapapun mereka igin menguasai tanah air ini dengan cara apapaun ( jaringan terorisme, ISIS, investasi tanpa batas, provokasi merubah haluan negara, provokasi politik merubah haluan negara, dll ) maka hanya ada satu kata : Penjajah....!

Apa yang terpikir oleh kita, ketika maling menyusup atau penjajah masuk ?

Diam ? Makan kuwaci sambil nonton breaking news?

Ini saatnya membuat konferensi Indnoesia Raya, mensepakati secara aklamasi, apa yang harus kita lakukan saat maling menyusup atau penjajah datang.

Jika Maling menyusup, diburu, ditangkap, ditelanjangi, lalu dibunuh ramai-ramai ( oleh seluruh warga bangsa ini ) ? Atau  cukup ditembak tanpa prosedur?

Lalu bagaimana jika penjajah datang?  Perang? Lawan? Bakar markasnya, pemikirnya, tukang orasinya, provokatornya, dan bunuh siapa saja yang dicurigai sebaga agen penjajah ? Atau apa?

Ini saatnya konferensi Idonesia Raya.

 

 Seperti dilansir cnnindonesia.com, hari ini ( 13/5/2018 ) Surabaya hari ini diguncang tiga serangan bom di gereja berbeda. Di tengah hiruk pikuk itu, kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) menyatakan mereka bertanggung jawab atas peristiwa itu.

"ISIS bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Kota Surabaya, yang menewaskan sebelas orang dan melukai 41 orang," tulis ISIS melalui kantor berita mereka, Amaq News Agency, sebagaimana dilansir oleh situs siteintelgroup.com, Minggu (13/5).

Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30 WIB. Lantas bom kedua meletup di Gereja kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan para pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya masih memiliki hubungan keluarga.

"Pelaku ini diduga satu keluarga yang melakukan serangan. Dari tadi pagi, tim Alhamdulillah sudah (melakukan investigasi)," kata Tito di Surabaya.

Tito menjelaskan pelaku serangan bom diduga adalah satu keluarga, terdiri dari pasangan suami istri beserta empat anaknya.

Pelaku D bersama istrinya K dan dua anaknya, berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom. Mobil dikendarai oleh D.

Awalnya D menurunkan istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, dan kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.

Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat terpisah menggunakan motor ke Gereja Santa Maria.

"Semua adalah serangan bom bunuh diri," kata Tito.

Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil. Setelah semua keluarga diturunkan di posisi masing-masing, D kemudian meledakan mobil tersebut di Gereja Pantekosta.

Tito belum dapat memastikan latar belakang kelompok tersebut, namun, dia mengatakan mereka tak lepas dari kelompok JAD dan JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia.

"JAD dipimpin Aman Abdurrahman. Kelompok satu keluarga ini terkait JAD Surabaya. Aksi ini kita duga motifnya, ISIS ini ditekan oleh kekuatan dari Barat, Rusia, kemudian memerintahkan semua jaringan di luar, untuk melakukan serangan di seluruh dunia," kata Tito
Copyright © Tampang.com
All rights reserved