Ternyata, Serangan Isu Kedekatan Gatot Nurmantyo-Tomy cuma Pelintiran
Tanggal: 3 Apr 2018 15:41 wib.
MAJALAH TEMPO: GATOT NURMANTYO DAN TOMMY WINATA BERSAHABAT DEKAT Mengingat Gatot Nurmantyo sekarang digadang-gadang untuk menjadi salah satu calon presiden atau wakil presiden, ada baiknya kita membaca laporan yang diambil dari majalah Tempo terbaru ini. Di tulisan ini, terungkap bahwa Gatot sangat dekat dengan Tommy Winata. Begitu tulis Ade Armando lewat akunFacebook-nya yang diunggahpada 2 April 2018. Tidak ketinggalan, Ade pun mencopas isi dari pemberitaan Majalah Tempo yang mengupas persahabatan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dengan pengusaha Tomy Winata. Selain Ade, berita tentang kedekatan antara Gatot dengan Tomy diviralkan juga lewat sejumlah situs dan jejaring sosial. Salah influencer yang turut memviralkannya adalah Denny Siregar. Seperti juga Ade, unggahan Denny pun mendapat sejumlah respon dari netizen lainnya. Pada Senin, 2 April 2018, Tempo.co juga menayangkan berita dengan judul "Gatot Nurmantyo Bicara Kedekatan dengan Tomy Winata" dan "Ada Edi Sudradjat Antara Gatot Nurmantyo dan Tomy Winata". Setelah publikasi Majalah Tempo dan Tempo.co tersebut, sontak Gatot pun menjadi bulan-bulanan netizen. Serangan pun meliar. Gatot disebut-sebut telah menerima pasokan logistik untuk mendanai pencapresannya. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung: 5 triliun rupiah. Tomy menang kerap disebut sebagai pengusaha hitam. Sejumlah predikat negatif lainnya pun dilekatkan kepadanya, tak terkecuali sebagai pengusaha yang tergabung dalam "Sembilan Naga". Menariknya, Gatot menjadi sasaran bully bukan karena terungkap, terpergoki, tercyduk, ataupun ter-OTT, melainkan karena pengakuannya sendiri. "Orang bilang, 'Wah, Pak Gatot dekat sama TW.' Memang iya. Saya tidak pernah malu karena saya tahu benar komitmen dia," kata Gatot saat mengunjungi Kantor Tempo pada 27 Maret 2018. Selanjutnya, Gatot pun mengaku jika dirinya telah lama mengenal Tomy sejak pebisnis itu baru membuka usaha dan masih menggunakan sepeda motor kemana-mana. Senada dengan Gatot, kepada Tempo, Tomy pun mengakui kedekatannya dengan Gatot. Beberapa hari sebelumnya, foto Gatot yang tengah berjalan beriringan dengan Tomy memviral. Oleh sekelompok netizen, foto itu dijadikan ilustrasi sebuah fakenews tentang dana senilai 5 triliun yang ditawarkan Gatot kepada Prabowo sebagai mahar pencapresannya. Foto yang mem-viral itu sebenarnya sudah dipublikasikan media pada 10 Juni 2017. Ketika itu, Gatot dan Tomy tengah melepas seekor anak harimau di Tambling WIldlife Nature Conservation di Pesisir Barat, Lampung. Dan, kehadiran Gatot yang memenuhi undangan Tomy tersebut pun mendapat peliputan media. Artinya, acara itu digelar secara terbuka.Jadi, siapa pun bisa mengabadikan kedekatan Gatot dengan Tomy. Singkatnya, baik Gatot maupun Tomy tidak merahasiakan kedekatannya. Malah dengan blak-blakan keduanya memperlihatkan kedekatannya kepada masyarakat, termasuk media. Bukan hanya itu. Gatot Nurmantyo pun tanpa sungkan mengungkap kepada Tempo bahwa sahabat paling dekat dalam hidupnya adalah Tomy Winata. "Persahabatan saya dengan dia melebihi yang lain," katanya. Kalau pemberitaan tentang persahabatan antara Gatot dengan Tomy biasa-biasa saja. Lantas, apa yang membuatnya jadi heboh dan menjadikannya sebagai amunisi untuk membuli Gatot? Kalau diperhatikan, penyebabnya sederhana saja. Tempo menulis, "Gatot Nurmantyo tanpa sungkan mengungkap sahabat paling dekat dalam hidupnya yang 58 tahun: Tomy Winata". Kata "mengungkap" yang ditulis Tempo inilah yang kemudian diplintir menjadi "terungkap" Seperti Ade Armando yang menuliskan, "Di tulisan ini, terungkap bahwa Gatot sangat dekat dengan Tommy Winata. Sudah barang tentu makna dan kata "mengungkap" dan "terungkap" berbeda, bahkan bertolak belakang. Menurut Wikipedia.org, awalan "me-" sebagai fungsi kata kerja aktif dan dapat diubah menjadi kata kerja pasif dengan awalan di- Sementara, awalan "ter-" sebagai fungsi kata kerja pasif dan tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif. Dengan hanya beramunisikan pelintiran, bebulian yang disasarkan ke arah Gatot bisa dibilang teramat sangat dangkal. Lain halnya, kalau persahabatan Gatot-Tomy tersebut diungkap sendiri oleh media. Kalau ini yang terjadi, apalagi kalau sampai Gatot membatahnya, sudah pasti mantan KSAD ini tidak bakal bisa bernafas lagi Sayangnya, netizen yang mencoba membantahnya pun bisa dibilang kurang greget, kurang menggigit, alias datar-datar saja. Malah ada juga yang berpotensi jadi blunder. Para netizen yang mencoba menyanggah mengatakan jika Tomy bukan hanya dekat dengan Gatot, tetapi juga perwira-perwira tinggi lainnya. Dan, kedekatan para Pereira TNI dengan Tomy tersebut sudah terjalin sejak lama. Kalau bantahannya seperti itu, apa bedanya dengan mengatakan, "Sudah dari sononye." Bantahan tersebut juga terbilang ngawur, karena sama saja dengan mengakui kebenaran opini negatif tentang persahabatan Gatot-Tomy. Ada juga netizen yang membantahnya dengan mengutip pernyataan Gatot yang menegaskan, "Saya tidak pernah menengadahkan tangan kepada dia," ujarnya. Kalau bantahannya seperti di atas, itu sama saja dengan mengatakan, 'Yang penting hatinya.' Sebenarnya untuk mematahkan opini negatif tentang kedekatan Gatot-Tomy ini sederhana saja dan tidak perlu pakai ribet. Katakanlah, kedekatan Gatot dengan Tomy itu terungkap. Jadi, bukan Gatot sendiri yang mengungkapkannya. Atau, dengan kata lain bebulian yang diarahkan kepada Gatot bukan bermodalkan pelintiran. Kalau pun itu yang terjadi, mematahkannya pun sangat mudah dan hanya menggunakan alur pikir yang juga sangat sederhana. Begini. Foto Gatot dan Tomy yang dipakai sebagai bukti otentik kedekatan keduanya diambil pada 10 Juni 2017. Padahal, setidaknya, sejak awal Maret 2017 atau tiga bulan Sebelum foto itu diambil, "bisikan alam" yang mengatakan Gatot akan nyapres sudah terdengar jelas. Sebagai buktinya adalah dengan ditayangkannya artikel "Pencapresan Gatot Nurmantyo Akan Hadapi Mitos dan Langkah Politik Jokowi", yang ditayangkan pada 7 Maret 2017. Dengan berhembusnya "bisikan alam" tersebut, sudah barang tentu Gatot akan menjaga jarak dari siapa pun yang berpotensi menimbulkan sentimen atau persepsi negatif terhadap dirinya. Dan, karena Tomi tidak pernah lepas dari stempel-stempel negatif, logika sederhanadnya, Gatot harus menjaga jarak darinya. Toh, meski sahabat karibnya itu dipandang negatif, namun Gatot tetap memenuhi undangan Tomy untuk menghadiri sebuah acara terbuka yang disaksikan oleh masyarat luas dan juga bisa diliput oleh awak media. Ibaratnya, seseorang yang sedang berusaha mengambil hati calon mertuanya pastinya menjauhi orang yang dipandang buruk. Meskipun orang tersebut sebenarnya tidak seperti yang disangkakan. Dari situ, dapat ditarik kesimpulan jika hubungan persahabatan antara Gatot dengan Tomy bukanlah dalam konotasi negatif seperti yang dibingkaikan oleh para pembuli. Bahkan, justru Gatot sendirilah yang mengungkapkannya. Dan, lebih dari itu, Gatot bahkan menegaskan jika persahabatannya dengan Tomy melebihi yang lainnya. "Persahabatan saya dengan dia melebihi yang lain," tegas Gatot. Jadi, seringan itu opini negatif yang dibangun untuk merontokkan Gatot. Sebaliknya, sangat begitu mudah opini negatif itu dimentahkan.