Suswono: Janda Kaya Nikahi Pemuda Pengangguran, Seperti Khodijah Menikahi Nabi Muhammad
Tanggal: 30 Okt 2024 08:39 wib.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta pasangan Ridwan Kamil, Suswono, baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial yang memicu kritikan publik. Dia menyarankan bahwa janda kaya seharusnya menikahi pemuda pengangguran.
Perkataan tersebut mengacu pada kisah pernikahan Rasulullah Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah. Meskipun Suswono mungkin bermaksud untuk menyampaikan pesan positif, pernyataannya telah menuai kecaman dari berbagai kalangan.
Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) DKI Jakarta, Sulton, mengutuk keras ucapan Suswono. Dia menegaskan bahwa pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad tidak etis dan tidak pantas disampaikan, terlebih saat masa kampanye.
Seorang politikus dari PDI Perjuangan, Mohammad Guntur Romli, juga menyuarakan reaksi serius terhadap komentar kontroversial Suswono. Menurutnya, solusi yang disarankan oleh Suswono dengan mengajak janda kaya menikahi pemuda pengangguran adalah sebuah kesalahan.
Guntur Romli berpendapat bahwa seharusnya pasangan Ridwan Kamil-Suswono mencari solusi yang lebih tepat dan efektif bagi para pengangguran di Jakarta. Menurutnya, menyarankan janda kaya menikah dengan pemuda nganggur adalah suatu bentuk kesalahan dan kurang ajar.
Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat juga menyatakan keberatannya terhadap pernyataan Suswono. Mereka menegaskan bahwa pernikahan merupakan masalah pribadi yang seharusnya tidak dipolitisasi, terlebih lagi dengan mengaitkannya dengan kisah pernikahan Nabi Muhammad.
Di sisi lain, kontroversi ini juga menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen yang mengkritik pernyataan Suswono, menilai bahwa hal tersebut tidak pantas disampaikan oleh seorang calon pemimpin.
Dalam menjawab kritik-kritik tersebut, Suswono memberikan klarifikasi. Dia menyatakan bahwa pernyataannya hanya sebagai candaan dan bukan untuk dianggap serius. Namun, hal ini tidak meredakan kecaman yang telah dialamatkan kepadanya.
Kontroversi ini menunjukkan betapa pentingnya sikap yang bijaksana dalam berkomunikasi, terutama bagi seorang figur publik. Pernyataan yang tidak hati-hati dapat dengan mudah memicu reaksi negatif dari masyarakat luas.
Sebagai tokoh yang tengah berkompetisi dalam pemilihan gubernur, sikap bijak dan cerdas dalam berbicara perlu dikedepankan. Hal ini sangat penting dalam membangun citra yang baik di mata publik.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan keteladanan dan kesantunan dalam menjalani kontestasi politik. Menyebarkan pesan-pesan yang konstruktif dan mendorong solusi-solusi yang positif akan lebih bermanfaat bagi masyarakat daripada membuat pernyataan yang kontroversial dan memicu polemik.
Sebagai seorang calon pemimpin, seharusnya fokusnya lebih kepada menyusun program-program yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti mengurangi angka pengangguran dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas.