Soroti Dua Masalah di RSUD DKI, DPRD: Komunikasi Buruk dan Kurangnya SDM
Tanggal: 29 Mei 2025 19:14 wib.
Tampang.com | Anggota Komisi C DPRD Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mengungkapkan ada dua persoalan utama yang dinilai menghambat optimalisasi layanan rumah sakit umum daerah (RSUD) di Ibu Kota. Permasalahan pertama, yakni buruknya komunikasi manajemen kepada pasien dan yang kedua adalah kekurangan sumber daya manusia (SDM), terutama tenaga medis.
Hal tersebut disampaikan Kenneth usai rapat kerja antara Komisi C DPRD Jakarta dengan Dinas Kesehatan Jakarta dan para direktur utama RSUD, di Gedung DPRD Jakarta, Rabu (28/5/2025).
"Kemarin saya menemukan bahwasannya sumber daya manusianya kurang. Jadi kalau memang kurang orang, itu akan berdampak terhadap pelayanan. Terus, komunikasinya juga jelek. Jadi kita lihat calon-calon pasien menumpuk tapi tidak ada komunikasi," ucap Kenneth, Rabu.
Ia menyoroti lemahnya respons petugas terhadap pasien yang menunggu di ruang gawat darurat (IGD) maupun ruang rawat inap. Banyak pasien dan keluarga dibiarkan menunggu tanpa penjelasan, sehingga menimbulkan kesan ditelantarkan. "Masyarakat ditaruh di ruang transit untuk menunggu kamar atau menunggu ruang IGD. Dari pihak rumah sakit tidak menjelaskan ini ruang apa,” ungkap dia.
Kenneth juga menyinggung salah satu RSUD di Jakarta Barat yang disebutnya mengalami kekurangan tenaga medis secara signifikan. Ia meminta manajemen rumah sakit segera melapor ke Dinas Kesehatan jika kekurangan personel agar bisa dicarikan solusi bersama DPRD. "RSUD Cengkareng, penekanan saya, saya garisbawahi, masyarakat ini jangan menjadi korban karena permasalahan internal," kata dia.
Sebagai langkah evaluasi, Kenneth mendesak Dinas Kesehatan Jakarta untuk lebih responsif terhadap kinerja RSUD. Jika perlu, dia menyarankan dilakukan rotasi atau mutasi terhadap pimpinan rumah sakit yang dinilai tidak mampu menjalankan tugas dengan baik. "Nanti kalau memang begini terus kan, pasti kan kita bisa merekomendasikan, mungkin ada rotasi dan lain-lain, kan boleh. Kita rekomendasi kepada gubernur, supaya diganti orangnya dirotasi atau apa," ungkap Kenneth.
Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung sempat berencana mengubah nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Jakarta menjadi rumah sakit internasional. Pramono mengatakan, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengangkat citra rumah sakit milik pemerintah daerah. “Berkaitan dengan RSUD, kenapa saya akan merubah? Sebenarnya bukan sekedar merubah, tapi juga membangun semangat bahwa mereka bisa memberikan pelayanan lebih baik dan bersifat internasional,” ungkap Pramono di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025). Sejumlah RSUD, yakni Cengkareng, Tarakan, Pasar Minggu, dan Koja akan diubah namanya dan ditingkatkan pelayanannya dalam waktu dekat. “Apakah depannya ada nama orang dan sebagainya, kami akan buat, sehingga pelayanannya juga ditingkatkan, termasuk rumah sakit Cengkareng, termasuk Pasar Minggu, termasuk Koja dan sebagainya,” kata dia.