Sumber foto: Google

SBY, Politik Harus Lentur, Bersiasat, Tapi Pegang Teguh Konstitusi

Tanggal: 9 Sep 2024 18:06 wib.
Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), baru-baru ini menyampaikan pidato inspiratif kepada kader-kader partainya dalam rangka peringatan HUT ke-23 Partai Demokrat. Dalam pidatonya, SBY menekankan bahwa dunia politik kita saat ini harus mampu beradaptasi dengan dinamika yang terus berubah secara pragmatis namun tetap memegang teguh konstitusi.

SBY, yang dikenal sebagai seorang politisi dengan pengalaman panjang, menyadari bahwa politik adalah seni berbuat sebaik-baiknya untuk kepentingan umum. Dalam konteks ini, dia menyoroti betapa pentingnya fleksibilitas dan kemampuan bersiasat dalam merespons perubahan yang terjadi di masyarakat. Namun, SBY juga menegaskan bahwa segala langkah politik tersebut harus tetap berpedoman pada landasan hukum dan konstitusi yang berlaku.

Presiden ke-6 RI ini menitip pesan jangan sampai kader Demokrat melupakan nilai fundamental yakni konstitusi dan demokrasi. SBY menuturkan, dirinya akan selalu mendoakan agar Demokrat terus maju dan sukses ke depannya.

Dalam era politik yang terus berubah, politisi harus memiliki kesiapan untuk beradaptasi dengan cepat. SBY menekankan bahwa keberhasilan politisi tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan dan keberanian, tetapi juga oleh kemampuan untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa politik tidak bisa lagi dijalankan dengan pola pikir kaku dan taktik konvensional, melainkan membutuhkan sentuhan kreativitas dan kecepatan dalam mengambil keputusan.

Namun demikian, SBY juga menegaskan bahwa dalam berpolitik, segala langkah yang diambil haruslah tetap berlandaskan pada konstitusi dan hukum yang berlaku. Prinsip-prinsip konstitusi adalah pondasi yang kokoh dalam mendirikan bangunan politik yang sehat dan berkeadilan. Oleh karena itu, meskipun politik harus lentur dan bersiasat, tidak boleh dilupakan prinsip-prinsip hukum dan moralitas yang menjadi landasan bagi kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, SBY juga menyoroti betapa pentingnya sikap bijak dalam memanfaatkan dinamika politik. Beliau menekankan bahwa politik bukanlah ajang untuk mengadu domba dan memecah belah masyarakat, tetapi seharusnya menjadi wadah untuk mempersatukan dan memajukan seluruh rakyat. Dengan kata lain, politisi harus bijaksana dalam menggunakan setiap momentum politik untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan masyarakat.

Dalam konteks ini, pernyataan SBY menunjukkan bahwa politisi harus mampu membaca situasi dengan cermat dan menggunakan strategi yang cerdas untuk meraih keberhasilan politik tanpa meninggalkan prinsip-prinsip konstitusi dan moralitas.

Dengan demikian, pidato inspiratif dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, merupakan sebuah pengingat bahwa politik haruslah lentur, bersiasat, tetapi tetap memegang teguh konstitusi. Dinamika politik yang terus berubah membutuhkan kepemimpinan yang mampu beradaptasi, namun tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip moralitas dan konstitusi. Oleh karena itu, dalam merespons perubahan politik yang semakin dinamis, politisi harus mampu menyelaraskan antara kecerdasan adaptasi dan kesetiaan pada prinsip-prinsip moral dan konstitusi.

Dengan demikian, SBY memberikan pesan yang kuat bahwa politik haruslah lentur, bersiasat, tetapi tetap memegang teguh konstitusi. Tantangan ini memang tidaklah mudah, namun dengan sikap bijak dan kesadaran akan konstitusi, politisi diharapkan mampu menjawab setiap kompleksitas politik dengan siasat yang cerdas namun tetap berlandaskan pada nilai-nilai moral dan konstitusi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved