Refly Harun: Kalau PKS Tidak Mencalonkan Anies, PKS Akan Kehilangan Dukungan Pemilih di Pemilu 2029

Tanggal: 11 Agu 2024 19:46 wib.
Ahli hukum tata negara Refly Harun menyoroti keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang membatalkan dukungannya kepada Anies Baswedan untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Dalam siniarnya yang ditayangkan pada Sabtu (10/8/2024), PKS belakangan terkesan mencari-cari pembenaran untuk akhirnya tidak mendukung Anies.

Menurut Refly, jika PKS meninggalkan Anies, lama-lama partai itu akan kehilangan dukungan dari para pemilih. Refly pun mengakui bahwa ia juga tidak akan memilih partai lain setelah PKS meninggalkan Anies. Namun, ia akan menunggu posisi terakhir PKS hingga tenggat pendaftaran pasangan cagub-cawagub ke KPUD DKI Jakarta pada akhir Agustus ini.

Menurut Refly, ini menunjukkan bahwa keputusan politik partai akan berdampak langsung pada perilaku pemilih. "Kalau mencari pembenaran enak bener kita ya kan, kalau sekadar mencari pembenaran. Tapi ya kalau PKS mau begitu ya terserah dia lah, orang partai, partai dia, kita kan cuma pemilih. Yang bisa dilakukan oleh pemilih adalah tidak memilihnya lagi, selesai," kata Refly.

"Keputusan partai politik akan membentuk persepsi pemilih terhadap partai itu sendiri. Jika partai tersebut terus berubah sikap dan pendirian, pemilih juga akan kehilangan kepercayaan pada partai tersebut," tambahnya.

Ditambahkannya bahwa ketika sebuah partai terus berubah-ubah sikapnya, pemilih akan merasa bingung atau kesal, dan akhirnya memutuskan untuk tidak mendukung partai tersebut lagi. "Dalam rentang waktu yang panjang, PKS akan tergoda untuk berubah lagi, namun ini akan berdampak pada keputusan pemilih dan akan mempengaruhi berjalannya politik," ujar Refly.

Pada hari ini, DPP PKS mengungkapkan bahwa dukungan untuk Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 sudah tak lagi berlaku alias kedaluwarsa. Hal tersebut sesuai dengan tanggal surat rekomendasi yang diberikan kepada Anies.

Muhammad Kholid, Juru Bicara PKS mengungkapkan bahwa keputusan dari DPP PKS sebelumnya mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman adalah berlangsung dari sejak deklarasi tanggal 25 Juni hingga 4 Agustus. Namun, PKS belum memperoleh surat rekomendasi dari partai lain guna mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta.

Kholid menegaskan bahwa PKS akan terus berkomunikasi dengan partai lain dalam rangka pengusungan Cagub-Cawagub di Pilgub Jakarta. PKS mengakui adanya komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mencoba menggali opsi-alternatif ketika pasangan Anies tidak dapat berlayar karena kekurangan kursi.

"Sebagai partai politik, ketika kita belum memenuhi syarat, kandidat yang kita usung tidak bisa berlayar hingga saat ini," ucap Kholid.

PKS juga terus mengkaji opsi lain dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024. Namun, PKS belum mau menyebut kepada siapa dukungan PKS berlabuh di Pilkada 2024. Kholid juga menyebut bahwa DPP memiliki ijtihad untuk membuat opsi-opsi lainnya.

Keputusan PKS untuk tidak lagi mendukung Anies Baswedan dapat memberikan gambaran bahwa stabilitas politik partai politik sangat krusial dalam pembentukan opini pemilih. Penelitian telah menunjukkan bahwa kestabilan partai politik dapat memengaruhi pemilih dalam membuat keputusan politik. Jika suatu partai terkesan tidak konsisten dalam pendiriannya, maka pemilih juga akan merasa tidak yakin terhadap partai tersebut.

Dengan begitu, keputusan PKS untuk tidak lagi mendukung Anies dapat berdampak dalam pilihan politik pemilih pada Pilgub Jakarta 2024. Bagi PKS, ini juga menjadi ujian dalam mempertahankan basis pemilihnya, karena keputusan politik partai akan langsung berdampak pada pandangan dan dukungan masyarakat.

Hal ini menunjukkan bahwa partai politik harus mempertimbangkan dengan seksama dampak dari keputusan politiknya, karena hal tersebut bukan hanya akan mempengaruhi posisi partai secara politik, namun juga berdampak pada kedudukan partai di mata pemilih serta konstituennya.

Pada akhirnya, keputusan politik PKS dalam menarik dukungannya terhadap Anies Baswedan tidak hanya berdampak pada dinamika politik internal partai, namun juga akan berdampak pada persepsi masyarakat dan pemilih terhadap partai politik tersebut. Menarik dukungan terhadap salah satu tokoh politik dapat berdampak pada kepercayaan dan pandangan pemilih terhadap partai politik tersebut. Inilah yang harus dipertimbangkan oleh partai politik dalam merumuskan kebijakan politiknya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved