Sumber foto: Google

Putin: Secara Teoritis Seluruh Ukraina Adalah Milik Kami!

Tanggal: 25 Jun 2025 09:34 wib.
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Saint Petersburg pada 20 Juni 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin kembali melontarkan klaim provokatif yang memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Ia menyatakan bahwa Ukraina adalah "orang sebangsa" dengan Rusia dan menambahkan dengan penegasan berani, "seluruh Ukraina adalah milik kami." Pernyataan ini berlanjut dengan ancaman yang tak terduga mengenai kemungkinan untuk merebut kota Sumy di timur laut Ukraina, yang saat ini menjadi titik panas pertempuran.

Klaim yang dilontarkan oleh Putin ini tidak hanya dianggap sebagai pernyataan ofensif, tetapi juga merupakan provokasi yang berpotensi memperburuk situasi di kawasan tersebut. Sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada akhir 2021, hubungan antara kedua negara telah mencapai titik terendah, dan retorika semacam ini hanya menambah ketegangan. Many analyst memperkirakan bahwa langkah-langkah Rusia selanjutnya, seperti menjorok lebih dalam ke wilayah yang mereka klaim sebagai historis dan etnis Rusia, akan membawa konskuensi serius bagi lahan diplomasi internasional.

Reaksi dari pemerintah Ukraina terhadap pernyataan Putin tidak kalah kuat. Mereka menyebut klaim pemilikan Ukraina oleh Rusia sebagai penghinaan terhadap proses perdamaian yang sedang berlangsung. Dalam pandangan Kyiv, satu-satunya cara untuk menghentikan Rusia dan menghentikan provokasi lebih lanjut adalah dengan mencabut kekebalan hukum yang selama ini dinikmati oleh para pemimpin Rusia di panggung internasional. Ini menunjukkan bahwa Ukraina merasa dikhianati dan terancam oleh tindakan agresi yang terus dilakukan oleh Moskow.

Kota Sumy, yang disebut oleh Putin dalam pidatonya, memiliki posisi strategis yang sangat penting. Sejak pertempuran dimulai, kota tersebut telah menjadi arena pertempuran sengit. Penguasaan atas Sumy akan memberikan keuntungan taktis bagi Rusia dan memungkinkan mereka untuk melanjutkan ekspansi ke wilayah-wilayah lain di Ukraina. Namun, Ukraina menunjukkan ketahanan yang luar biasa dalam mempertahankan wilayahnya, dengan dukungan internasional yang terus mengalir, baik dari segi militer maupun materiil.

Klaim-klaim semacam yang dilontarkan Putin menunjukkan ketidakpahaman mendalam akan fakta sejarah dan kedaulatan nasional. Sejarah hubungan antara Rusia dan Ukraina memang dipenuhi dengan berbagai ketegangan, namun hal itu tidak membenarkan tindakan agresif yang dilakukan oleh Rusia saat ini. Banyak pihak internasional menganggap langkah-langkah yang diambil oleh Kremlin tidak hanya tergolong illegal, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar hukum internasional.

Dalam konteks ini, pernyataan Putin juga menyerukan perhatian dari negara-negara barat dan NATO. Tekanan diplomatik terhadap Kremlin semakin meningkat, tetapi apakah upaya tersebut cukup untuk menahan ambisi ekspansionis Rusia masih menjadi tanda tanya besar. Selain itu, keinginan Putin untuk menjadikan Ukraina sebagai bagian dari Rusia kembali menjadi sorotan dan menambah kompleksitas konflik yang sudah berlarut-larut ini.

Dengan semakin meningkatnya retorika agresif dan ancaman dari Rusia, dunia sedang menyaksikan perkembangan yang sangat memprihatinkan. Apa yang diharapkan banyak pihak sebagai jalan menuju penyelesaian damai tampaknya kian menjauh dengan pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh Putin. Keberanian Ukraina untuk melawan klaim tersebut dan bertahan mempertahankan kedaulatan negaranya menjadi sorotan global, menggambarkan kekuatan semangat juang mereka dalam menghadapi tantangan besar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved