Presiden Joko Widodo Menganugerahkan Pangkat Jenderal Bintang 4 Kepada Prabowo
Tanggal: 16 Mar 2024 06:30 wib.
Presiden Joko Widodo, yang masa jabatannya segera berakhir, telah memberikan pangkat jenderal kehormatan bintang empat kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Berdasarkan penghitungan cepat tidak resmi yang dilakukan pada awal bulan ini, Prabowo diberikan pangkat militer tertinggi kedua di Indonesia pangkat yang biasanya dipegang oleh perwira militer negara tersebut.
Penghargaan ini menunjukkan pengabdian kembali kepada masyarakat dan negara. Pada hari Rabu, Jokowi juga dikenal sebagai Widodomengucapkan, "Saya ingin mengucapkan selamat kepada Jenderal Prabowo Subianto," sebelum menempelkan kerah empat bintang emas pada blazer pria berusia 72 tahun itu. Penghargaan ini menandai puncak dari perubahan nama selama puluhan tahun bagi Prabowo, mantan letnan jenderal dan komandan pasukan khusus Angkatan Darat yang dikenal sebagai Kopassus. Dia dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan 22 aktivis yang menentangnya pada tahun 1998 oleh mantan pemimpin Muhammad Soeharto, mantan mertua Prabowo.
Menurut kelompok hak asasi manusia, Prabowo terlibat dalam sejumlah pelanggaran di Timor Timur pada tahun 1980an dan 90an saat Indonesia menduduki negara yang sekarang merdeka. "Memberi [Prabowo] Subianto gelar kehormatan bintang empat dengan rekam jejaknya di militer, dan tuduhan keterlibatan dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia, akan mempermalukan kehormatan dan martabat militer Indonesia," kata Gufron Mabruri, direktur eksekutif kelompok hak asasi manusia Indonesia Imparsial. kepada kantor berita The Associated Press.
Sebelum diberhentikan dari militer pada tahun 1998, Prabowo adalah seorang letnan jenderal bintang tiga. Setelah dipecat, Prabowo mencoba hidup sendiri di Yordania. Namun, sejak kembali ke Indonesia, dia membangun karier politik dan sipil yang signifikan dalam beberapa dekade.
Sebelum diangkat menjadi menteri pertahanan pada 2019, ia kalah dalam pencalonan presiden Widodo pada 2014 dan 2019. Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan antara Prabowo dan Widodo semakin kuat, terutama setelah putra Widodo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pasangan calon wakil presiden Prabowo.
Prabowo Subianto, mantan Jenderal Kopassus dan penculik aktivis pro-demokrasi pada era Orde Baru, telah lama menjadi figur kontroversial dalam politik Indonesia. Sejak kalah dalam kontroversi pemilihan presiden 2019, Prabowo Subianto memutuskan untuk bersekutu dengan pihak yang dulunya menjadi lawan politiknya, Joko Widodo, atau Jokowi. Menariknya, salah satu bentuk kerjasama antara kubu Prabowo dan Jokowi adalah melalui anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang terlibat dalam politik sebagai calon wali kota Surakarta.
Di balik kisah politik yang menyita perhatian, Prabowo Subianto juga memiliki daftar panjang pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang memikat perhatian publik. Salah satu catatan hitamnya adalah keterlibatannya dalam penculikan para aktivis, yang menyisakan luka yang dalam dalam catatan sejarah Indonesia.
Pada tahun 1998, ribuan orang menjadi korban dalam serangkaian tindakan pelanggaran HAM di Indonesia. Terkait dengan hal ini, Prabowo Subianto dipecat dari jabatannya sebagai kepala staf Angkatan Darat oleh Presiden Soeharto pada tahun yang sama. Namun, keputusan itu tidak cukup untuk menutupi jejak tindakan-tindakan kontroversialnya. Bahkan setelah era Orde Baru berakhir, Prabowo Subianto tetap menjadi sosok yang dipandang kontroversial dalam catatan HAM di Indonesia.
Meskipun kemenangan Prabowo dalam pemilu belum resmi, penghitungan awal menunjukkan bahwa menteri pertahanan mendapatkan 55% suara. Dia akan dilantik sebagai presiden Indonesia berikutnya pada bulan Oktober jika penghitungan resmi mengkonfirmasi dia terpilih.