Prabowo Belum Ambil Sikap di Pilpres 2019 Karena Beberapa Pertimbangan

Tanggal: 12 Mar 2018 18:34 wib.
Pemilihan Presiden RI untuk periode 2019-2024 sudah di depan mata. Tinggal hitungan beberapa bulan lagi pencalonan hingga penetapan calon di KPU akan tiba. Sudah dipastikan bahwa petahana Presiden RI Jokowi akan kembali maju dalam pemilihan presiden di periode 2019-2024 mendatang.

Hingga saat ini, calon terkuat lain yang menjadi saingan Jokowi tentu saja tidak namanya tidak asing lagi yakni Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum dari Parta Gerindra. Walaupun demikian, hingga saat ini Prabowo dan Partai Gerindra masih belum memutuskan siapa yang akan maju dalam Pilpres 2019 mendatang. Meskipun sejumlah pengurus Gerindra telah menyatakan dukungannya pada Prabowo untuk maju di Pilpres 2019.

Prabowo Subianto masih memiliki pertimbangan terkait keputusan untuk maju jadi Capres 2019-2014.

"Masih berpikir apakah dukungan partai ini masih cukup? Apakah rakyat masih menghendaki? Apakah rakyat masih mendukung? Apakah beliau sanggup mempunyai mengembang bangsa dengan masalah berat? Apakah beliau bisa membuat Indonesia kembali berjaya? Beliau masih berpikir," kata Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani saat menghadiri acara deklarasi DPD Partai Gerindra DKI mendukung Prabowo jadi capres 2019 di lapangan bola Arcici, Jakarta Pusat, Minggu (11/3).

Dibalik keraguan tersebut, Muzani justru mengatakan bahwa dirinya sangat percaya akan elektabilitas Prabowo yang masih diyakininya bahwa Prabowo masih diinginkan oleh rakyat.

"Kita tidak malu sebagai partai yang didukung tukang ojek, penjual bakso, penjual tahu. Mereka yang akan meminta ke Pak Prabowo memimpin untuk orang miskin. Atas desakan ketua DPD, DPC Ranting dan seluruh kader. Kami akan menginformasikan ini ke Pak Prabowo. Pada waktu yang tepat beliau akan memberikan jawaban," ucap Muzani.

Pengamat Politik dari Unpad (Universitas Padjajaran) mengatakan bahwa Prabowo memiliki beberapa pertimbangan terkait hal itu. Salah satunya adalah dukungan partai dan biaya logistic. Ditambah karena Prabowo sudah kalah 2 kali dalam Pilpres.

"Jika Prabowo maju ada dua problem psikologis yang harus dihadapi partai kubu oposisi. Pertama Prabowo sudah dua kali kalah dalam pilpres. Ini bisa mengganggu psikologis pemilih, sosok sudah dua kali bertanding dalam Pilpres, ini bisa jadi problem. Kedua persoalan logistik, kita belum tahu persiapan Prabowo dalam konteks logistik. Di beberapa momen terakhir, Pak Prabowo mengeluh soal logistik," jelas Firman.

Seperti diketahui sebelumnya Jokowi merupakan calon terkuat hingga saat ini. Jokowi telah mendapatkan dukungan dari PDIP, Golkar, PPP, NasDem dan Hanura. Sementara kubu Prabowo, Gerindra dan PKS tengah menjajakan koalisi. Keduanya optimis akan berkoalisi di Pilpres 2019. Tapi soal nama capres dan cawapres, belum diputuskan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved