Poster dan Stiker "Raja Jokowi" di Jawa Tengah Dianggap PDIP Model Kampanye Hitam
Tanggal: 14 Nov 2018 12:08 wib.
Tampang.com - Poster dan Stiker Joko Widodo atau Jokowi yang mengenakan pakaian bak raja di jawa lengkap dengan mahkota di kepalanya, tersebar hampir di seluruh Jawa Tengah. Pada poster dan stiker tersebut terlihat logo atau lambang PDIP, namun dari kubu PDIP sendiri membantah kalau pihaknya yang memasang dan menyebarkan atribut tersebut.
PDIP menganggap poster dan stiker "Raja Jokowi" justru melecehkan Jokowi dan dianggap sebagai kampanye hitam dari lawan politiknya untuk menurunkan elektabiltas Jokowi karena masyarakat akan menganggap seolah Jokowi ingin seperti raja yang haus akan kekuasaan.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional ( TKN ) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai bahwa pemasangan poster dan stiker Raja Jokowi merupakan kerjaan lawan politiknya untuk merusak citra Jokowi. "Bahwa seolah-olah Jokowi itu orang yang gila kekuasaan dan mau disembah-sembah seperti raja", ujar Karding.
Tuduhan kubu Jokowi bahwa lawan politik Jokowi yang melakukan semua ini dibantah oleh politisi Demokrat sekaligus tim advokasi dan hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean. Ferdinand mengatakan bahwa boro-boro mencetak Poster dan stiker Jokowi sampai ribuan tersebut, Gambar Prabowo - Sandi juga belum dicetak banyak karena faktor biaya.
"nyetak spanduk Prabowo-sandi saja kami terbatas, masa mau nyetak spanduk Jokowi, itu Playing Victim kubu Jokowi saja", tegas Ferdinand. Ferdinand bahkan menyindir kalau Jokowi memang sudah dari dulu ingin seperti raja karena saat pelantikan saja naik kereta kencana ke istana, itu khan menunjukkan karakter ingin seperti raja", lanjut Ferdinand.
Dari kubu Gerindra juga mempertanyakan tuduhan pihak PDIP bahwa yang melakukan kegiatan tersebut adalah lawan politik Jokowi. Sekertaris Partai Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengatakan bahwa kalau memang itu dilakukan oleh lawan politik Jokowi, kenapa poster tersebut pihak mereka sendiri yang mencopoti dan kenapa tidak dilaporkan saja kepada bawaslu ?
"Katanya sudah diketahui siapa pelakunya, kenapa tidak segera dilaporkan kepada pihak kepolisian saja? daripada mengumbar suara dan dan menuduh yang enggak-enaggak", tambah Stiyanto.