Polri Akui Impor Senjata Berat untuk Korps Brimob
Tanggal: 1 Okt 2017 11:17 wib.
Tampang.com - Pernyataan Panglim TNI Gatot Nurmantyo bahwa ada laporan dari intelejen mengenai pengiriman senjata berat militer yang masuk ke Indonesia dan mengatasnamakan Presiden Jokowi yang diduga ilegal, membuat banyak kalangan seperti kebkaran jenggot. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan ( Menko Polhukam ), Wiranto memberikan klarifikasi atas pernyataan Gatot Nurmantyo bahwa informasi mengenai pembelian 5000 pucuk senjata itu merupakan buatan Pindad yang dipesan Badan Intelejen Naegara ( BIN ) untuk keperluan pendidikan intelejen.
Sementara itu informasi yang disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto berbeda dengan apa yang disampaikan Wiranto. Setyo Wasisto mengakui bahwa ratusan senjata berat yang saat ini berada di Bandara Soekarno- Hatta memang ditujukan untuk institusinya. "Barang yang ada di Bandara Soekarno-Hatta yang dimaksudkan teman-teman senjata adalah betul milik Polri dan merupakan barang yang sah", ungkap Setyo.
Lebih jauh Irjen Setyo Wasisto menjelaskan bahwa pengadaan barang atau senjat itu sudah sesuai prosedur yang sah.Setyo juga mengakui bahwa pengadaan senjata dan masuknya senjata itu ke Indonesia harus melalui ijin dari Panglima TNI. "semua sudah sesuai prosedur, mulai dari perencanaan, proses lelang, pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ke-4 dan proses masuknya ke Indonesia", jelasnya.
Menurut informasi, pengiriman barang ini berlangsung sekitar pukul 23. 35 WIB dan masuk ke gudang UNEX area kargo Bandara Soekarno-Hatta.Senjta dan amunisi ini didistribusikan dengan menggunakan pesawat dari maskapai penerbangan Ukraine Air Alliance UKL -4024.
Maskapai penerbangan ini membawa senjata dan amunisi dengan alamat penerima yaitu Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri Kesatrian Amji Antak Kelapa Dua Cimanggis, Indonesia. Memang rencananya senjata dan amunisi ini akan didistribusikan untuk keperluan Korps Brimob Polri.