Sumber foto: google

Pilwalkot Pekalongan, Elektabilitas Dua Pasangan Bakal Calon Bersaing Ketat

Tanggal: 7 Agu 2024 09:00 wib.
Panel Survei Indonesia (PSI) baru-baru ini menggelar survei tentang preferensi masyarakat Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terkait dengan Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Pekalongan. Survei tersebut ditujukan untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas terhadap dua pasangan calon (paslon) yang akan bertarung dalam Pilwalkot Pekalongan.

Pasangan calon pertama adalah Afzan Arslan Djunaid-Balgis Diab, sementara pasangan calon kedua adalah Muhtarom-Makmur Sofyan Mustofa. Elektabilitas kedua pasangan bakal calon tersebut masih menjadi persaingan yang ketat. Direktur Eksekutif PSI, Mahendra Zaeni, menyatakan bahwa dalam survei ini, ditemukan bahwa sebanyak 63,2% dari responden menyatakan ketidakpuasan terhadap kinerja Pemerintah Kota Pekalongan. Sementara 33,7% menyatakan kepuasan, dan 3,1% tidak memberikan jawaban.

Salah satu masalah utama yang menyebabkan tingkat kepuasan masyarakat rendah terhadap pemerintah Kota Pekalongan adalah penanganan masalah sampah dan limbah. Sebanyak 78,6% responden menyatakan bahwa penanganan masalah sampah dan limbah di daerah perkotaan dianggap buruk. Masalah sampah telah lama menjadi perhatian utama dalam lingkungan dan kesehatan masyarakat Kota Pekalongan."Selain itu, sebanyak 65,6% dari responden menyatakan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan gagal mengatasi banjir akibat rob," ujar Mahendra pada Selasa (6/8/2024).

Mahendra juga mengungkapkan bahwa hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 80,8% responden yang diwakili masyarakat Kota Pekalongan mengetahui adanya Pilwalkot 2024, sementara 19,2% responden tidak mengetahui adanya Pemilihan Walikota. Dari total responden, sebanyak 87,3% menyatakan akan memberikan suaranya pada pemilihan walikota dan wakil walikota di Pekalongan. Sementara 8,5% responden menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan suara dalam pemilihan tersebut, dan 4,2% responden belum menentukan sikap.

Selain itu, tingkat popularitas dan akseptabilitas bakal calon walikota dan wakil walikota diuji dengan menanyakan seberapa dikenal dan diterima nama kandidat di masyarakat. "Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pengenalan masyarakat terhadap bakal Calon Walikota Afzan Arslan Djunaid mencapai 78,1%, dengan tingkat penerimaan sebesar 60,3%," ungkap Mahendra.

Sementara itu, nama Muhtarom dikenal hingga mencapai 73,5% dan memiliki tingkat penerimaan sebesar 68,8%. Sementara untuk bakal Calon Wakil Wali Kota, nama Makmur Sofyan Mustopa dikenal hingga 65,1% dengan tingkat penerimaan sebesar 63,9%."Di sisi lain, Balgis Diab memiliki tingkat pengenalan mencapai 60,7%, namun tingkat penerimaannya hanya sebesar 48,9%," tambah Mahendra.

Sebagai tambahan, PSI juga memberikan pertanyaan terbuka kepada responden terkait pasangan calon yang akan mereka pilih jika Pilkada Pekalongan dilaksanakan pada hari itu. Hasil survei menunjukkan bahwa pasangan calon Muhtarom-Makmur Sofyan Mustopa dipilih secara top of mind oleh sebanyak 37,4% responden.

Sementara pasangan Afzan Arslan Djunaid-Balgis Diab dipilih secara top of mind oleh sebanyak 30,8% responden, dan 31,8% responden tidak memberikan pilihan. Dengan hasil ini, elektabilitas kedua pasangan calon tersebut masih bersaing ketat. Selain itu, PSI juga melakukan simulasi head to head antara Afzan Arslan Djunaid dan Balgis Diab dengan H Muhtarom dengan Makmur Sofyan Mustofa menggunakan pertanyaan tertutup kepada responden.

Hasilnya menunjukan pasangan H Muhtarom-Makmur Sofyan Mustofa dipilih sebanyak 48,2%. Kemudian pasangan Afzan Arslan Djunaid dan Balgis Diab 39,2%. Sedangkan tidak memilih 12,6%.  

Ketika hasil dari simulasi di atas lebih diperdalam dengan memberikan pertanyaan kepada responden pemilih terbanyak terkait dengan alasan dari masyarakat yang menginginkan adanya pemimpin yang baru di Kota Pekalongan. Hasilnya, 53,5% responden meragukan pemimpin yang lama dapat menangani rob yang mengganggu aktivitas masyarakat.

Kemudian, 23,1% responden meragukan pemimpin yang lama dapat mengangani pencemaran alam yang terjadi, 16,5% meragukan adanya perubahan yang cukup signifikan dalam infrastruktur, dan 6,9% karena alasan lain. Keseluruhan responden mengaku hampir setiap tahun mengeluarkan uang untuk perbaikan rumah agar rob tidak masuk ke dalam rumah, kemudian penurunan harga tanah dan properti sulit untuk dijual. 

Kemudian juga perajin batik di Pekalongan mengeluhkan bahwa rob menghambat pekerjaannya. Aktivitas sehari-harinya terganggu, bahkan terkadang pengrajin batik tidak dapat mengantarkan produksi batiknya karena jalan terendam dan oleh karena itu sebanyak 89,4%."Warga Pekalongan berharap dalam Pilkada Walikota dan Wakil Walikota terpilih mampu membangun peninggian tanggul untuk mengatasi masalah ini. Sehingga, kegiatan ekonomi, terutama bagi para pengrajin batik, dapat berjalan lancar tanpa terkendala banjir rob," ujarnya.

Pengamat Politik Nahdlatul Ulama Rikal Dikri  menanggapi hasil survei PSI ini. Ia mengatakan, para kepala daerah tingkat kabupaten dan kotamadya yang selama ini tidak berprestasi memiliki kans besar dikalahkan oleh lawannya.

Karena itu, hal ini bisa terjadi pada petahana Walikota Pekalongan H.A. Afzan Arslan Djunaid. Apalagi, kata Rikal, ada empat masalah besar yang menurut warga kota Pekalaongan mendesak, namun  tidak bisa diselesaikan oleh petahana walikota Pekalongan dari temuan survei ini. "Harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah mendesak terbesar menurut 64,2 % warga. Kemudian masalah sulit mencari lapangan pekerjaan 61,7%, masalah penanganan banjir rob 86,1 persen, dan sampah 74,9%," ucapnya.

Survei PSI ini dilaksanakan  pada 28 Juli sampai dengan 4 Agustus 2024 menggunakan teknik multistage random sampling terhadap 1500 orang responden tersebar di 4 kecamatan dan 27 kelurahan dengan margin of error kurang lebih 2,52%. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner kendali kualitas dilakukan secara acak terhadap 20% dari total sampel oleh supervisor. Para responden merupakan penduduk Kota Pekalongan dengan usia di atas 17 tahun atau yang telah menikah. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved