Sumber foto: Google

Pengusaha Kerap Jadi Korban Pemerasan, Apindo: Enggak Sehat

Tanggal: 17 Mei 2025 21:58 wib.
Kasus oknum Kadin Cilegon diduga meminta jatah proyek tanpa lelang senilai Rp5 triliun menyoroti pemerasan terhadap pengusaha yang masih kerap terjadi di Indonesia. Aksi pemerasan ini tidak hanya mencederai prinsip-prinsip fair play dalam bisnis, tetapi juga menciptakan suasana yang tidak sehat bagi dunia investasi di tanah air. Setelah kasus ini terungkap, berbagai kalangan terutama dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai kondisi iklim investasi dan penegakan hukum yang ada.

Kondisi seperti ini sangat merugikan pengusaha, terutama yang menjalankan usaha dalam skala besar dan terlibat dalam proyek-proyek pemerintah. Mereka berpotensi menjadi sasaran empuk bagi oknum-oknum yang mencatut nama organisasi atau lembaga untuk meminta jatah dari proyek yang seharusnya dilaksanakan melalui proses lelang yang transparan. Situasi ini tidak hanya merugikan pengusaha, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi nasional yang seharusnya bisa lebih optimal.

Apindo menilai bahwa tindakan pemerasan tersebut menciptakan ketidakpastian bagi pengusaha yang ingin berinvestasi dan mengembangkan usaha mereka. Iklim investasi yang baik membutuhkan kepastian hukum dan keterbukaan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Sayangnya, kasus seperti yang melibatkan oknum Kadin Cilegon ini membuat pengusaha meragukan integritas sistem hukum yang ada, serta menambah beban psikologis bagi pelaku usaha.

Lebih lanjut, Apindo juga menegaskan bahwa pemerasan seperti ini tidak hanya berdampak pada individu pengusaha, tetapi juga pada ekonomi makro. Jika pengusaha merasa tertekan atau terancam, mereka cenderung akan menarik diri dari berinvestasi. Hal ini bisa berujung pada penurunan lapangan pekerjaan dan berkurangnya pendapatan negara dari sektor pajak. Dengan kata lain, ketidakberesan yang terjadi pada level kecil dapat berdampak sangat luas pada ekosistem bisnis dan ekonomi negara.

Berdasarkan data dan laporan, banyak pengusaha yang mengaku pernah menghadapi situasi serupa di mana mereka terpaksa menjalani proses yang tidak sehat untuk mendapatkan izin, kontrak, atau proyek dari pemerintah. Ketika pengusaha dipaksa untuk memberikan 'jatah' tertentu agar bisa bersaing secara legal, ini jelas menunjukkan bahwa ada penyimpangan yang perlu segera ditangani. Bukan hanya dari segi hukum, tetapi juga dari sisi etika bisnis.

Kepala Apindo juga menegaskan perlunya tindakan tegas dari pemerintah untuk menindak praktik-praktik pemerasan dan memperkuat sistem pengawasan agar pengusaha merasa aman dalam berinvestasi. Sementara itu, masyarakat juga perlu lebih kritis dan berperan aktif dalam pengawasan terhadap tindakan tidak etis yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.

Kasus ini menjadi salah satu contoh konkret dari penyakit kronis dalam dunia usaha yang harus diobati. Setiap upaya untuk memberantas praktik pemerasan memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan tentunya masyarakat umum. Jika kita ingin mencapai kestabilan dan pertumbuhan yang berkelanjutan, semua elemen harus bersatu untuk menciptakan iklim bisnis yang sehat dan berintegritas. 

Oleh karena itu, ke depannya, penting bagi semua pelaku usaha untuk saling mendukung satu sama lain dan tetap waspada terhadap potensi pemerasan yang dapat mengancam keberlangsungan usaha. Selain itu, tindakan hukum yang tegas dan transparan harus dikuatkan sebagai langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved