Pengurus Ranting DPP Partai Golkar dan Arus Bawah Menolak Mengusung Ridwan Kamil Pada Pilgub Jabar 2018

Tanggal: 8 Nov 2017 11:35 wib.
Tampang.com – Pengurus Kecamatan, Desa dan Kelurahan Partai Golkar di Jawa Barat menyatakan tidak menerima keinginan DPP Partai Golkar yang mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Anggota DPR RI Daniel Muttaqien pada Pilgub Jawa Barat 2018.

Pernyataan ini ditegaskan oleh para koordinator yang membawahi ribuan kader tersebut dalam sebuah pertemuan yang digelar di sebuah rumah makan di kawasan Jalan Burangrang, Kota Bandung, kemarin (7/11).

Juru Bicara Forum Komunikasi PK (Pengurus Kecamatan), PD (Pengurus Desa), dan PL (Pengurus Kelurahan) Jawa Barat Yayan Heryana mengatakan, penjaringan nama yang dilakukan untuk memunculkan bakal calon Gubernur Jawa Barat di internal Partai Golkar tidak asal jadi. ”Ada mekanismenya,” kata Yayan.

Dia memerinci, seluruh proses mulai dari Pengurus Desa dan Kelurahan, Pengurus Kecamatan hingga tingkat DPD kabupaten/kota hanya memunculkan satu nama yaitu Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk diusung dalam gelaran Pilgub Jawa Barat tahun depan.

”Sampailah ke DPP Partai Golkar untuk disahkan oleh Tim Pilkada Pusat, seluruh prosesnya sudah kami laksanakan berdasarkan konstitusi partai. Coba tunjukkan di mana letak kesalahan mekanisme kami itu, kami terus terang gagal memahami (keputusan DPP, Red),” jelasnya.

Menurut Yayan, keinginan DPP Partai Golkar yang keukeuh mengusung nama yang muncul di luar mekanisme partai, berujung pada suara penolakan dari kader arus bawah. Sebab, mereka sudah bekerja keras menjaga elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat di tengah elektabilitas yang terus terpuruk di tingkat nasional.

”Sementara figur yang namanya diumumkan oleh DPP itu tidak pernah masuk dalam mekanisme kami sebagai kader,” ungkapnya.

Pihaknya pun mengaku, tidak ingin berpatokan pada pernyataan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, Senin (6/11) lalu di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat yang meminta kader memahami keinginan DPP Partai Golkar yang sudah mengusung Emil-Daniel.Dia menegaskan, tetap meminta keadilan kepada DPP Partai Golkar. ”Ini bukan semata soal Kang Dedi, tetapi maksud kami mengawal amanat kader Golkar Jawa Barat,” tandasnya.

 

Sebelumnya, Partai Golkar resmi mengusung Ridwan Kamil sebagai Cagub Jawa Barat 2018 nanti. Partai berlambang pohon beringin itu, secara mengejutkan batal mengusung kadernya yang juga Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham mengaku sudah berkomunikasi dengan Dedi ihwal alasan partainya medukung Ridwan Kamil. Idrus mengklaim Dedi legowo dan paham mengapa partainya memilih Ridwan Kamil.

”Saudara Dedi menyatakan bahwa apapun keputusan Golkar, dia akan patuh yang sudah mengusung Ridwan Kamil,” ujar Idrus di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (6/7).

Dalam pertemuan tersebut, Idrus juga memastikan jika Dedi akan setia dengan Partai Golkar. Tidak memutuskan keluar dari partai hanya untuk bisa maju di Pilgub Jawa Barat. ”Saya adalah kader Partai Golkar, tidak mungkin saya menghianati Partai Golkar,” kata Idrus menirukan komitmen Dedi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar kembali melakukan safari politik. Kali ini ke DPD I Golkar Jawa Barat. Namun yang berbeda, sang Wagub tidak datang dengan kurma dan air zam-zam seperti ketika kunjungan ke partai lain.

”Habis air zam-zam dan kurmanya, makanya nggak bawa,” ujar Deddy, di Kantor DPD I Golkar Jawa Barat, Bandung, Senin (6/11).

Deddy Mizwar mengatakan bahwa ini adalah salah satu bentuk kewajibannya sebagai pembina politik daerah. Terlebih posisinya sebagai wagub membuat dia mempunyai kewajiban untuk itu.

Kedatangan Deddy Mizwar ke DPD Golkar adalah sebagai rangkaian dari safari politik yang sudah dia lakukan dari bulan lalu. Beberapa partai seperti PDIP, Gerindra, PKS dan Demokrat sudah dikunjungi.

Baik Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi adalah dua kandidat kuat untuk maju ke Pilgub Jabar 2018 nanti. Meskipun Partai Dedi Mulyadi sudah menentukan pilihan, banyak pengamat memprediksi kalau Dedi Mulyadi akan menyebrang kalau diberi kesempatan.

Sedang Deddy Mizwar masih berusaha untuk melengkapi tiketnya ke Pilgub Jabar. Sejauh ini dia baru mengumpulkan 16 kursi dengan PKS dan PAN sebagai pengusung dirinya

Di sisi lain, Deddy Mizwar mengaku tidak menampik kalau ada kemungkinan dia akan berpasangan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. ”Segala kemungkinan itu masih ada, termasuk kemungkinan itu,” ujar Demiz.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi juga membuka suara bahwa untuk terwujudnya duo DM ini harus ada partai pengusung terlebih dahulu. Selain itu juga semua keputusan tidak ada di tangan mereka berdua. ”Ya kita nggak punya partai pengusung ya. Duet? Kita belum bisa memberikan pernyataan apapun,| ujar Dedi.

Isu duet DM ini mencuat karena keduanya diincar oleh salah satu partai besar sebagai cagub yaitu PDIP. Terlebih, keduanya juga sangat terbuka dengan ide tersebut.

Selain itu, salah satu partai pengusung Deddy Mizwar, PKS juga membuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan PDIP di Pilgub Jabar. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved