Pemerintah Sebut Jumlah Calon Kelas Menengah Jadi Gemuk
Tanggal: 16 Sep 2024 07:45 wib.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa terjadi penumpukan jumlah calon kelas menengah (aspiring middle class) setelah jumlah kelas menengah (middle class) mengalami penurunan. Muhadjir juga menyebut kondisi ini didukung angka kemiskinan yang turun.
Menurut Muhadjir Effendy, meskipun jumlah kelas menengah (middle class) cenderung menurun, namun ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah calon kelas menengah (aspiring middle class) yang berpotensi menjadi bagian dari kelompok masyarakat ini. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan untuk memastikan bahwa calon kelas menengah ini dapat benar-benar naik kelas dan memperkuat ekonomi negara.
Penurunan jumlah kelas menengah (middle class) secara umum disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari fluktuasi ekonomi global hingga kondisi ekonomi domestik. Namun, penumpukan jumlah calon kelas menengah (aspiring middle class) menunjukkan adanya potensi yang masih terbuka lebar untuk memperluas cakupan kelas menengah di Indonesia.
Adapun berdasarkan data BPS, jumlah penduduk tergolong kelas menengah pada 2024 mencapai 47,85 juta jiwa. Jumlah masyarakat kelas menengah itu tercatat turun dari tahun 2023 yang mencapai 48,27 juta jiwa.
Muhadjir Effendy juga menyatakan bahwa kondisi ini didukung oleh angka kemiskinan yang turun, menunjukkan upaya pemerintah dalam mengurangi kesenjangan sosial dan memberdayakan masyarakat. Dengan menurunnya angka kemiskinan, diharapkan mampu menciptakan lebih banyak orang yang masuk dalam kategori calon kelas menengah.
Perlu adanya terobosan dalam kebijakan pembangunan yang dapat membantu memperkuat calon kelas menengah ini agar benar-benar mampu naik kelas. Dukungan dalam hal pendidikan, pelatihan keterampilan, akses ke layanan kesehatan, dan kesempatan kerja yang lebih baik menjadi beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan serius oleh pemerintah.
Peningkatan yang signifikan dalam jumlah calon kelas menengah (aspiring middle class) seharusnya menjadi momentum yang diambil pemerintah sebagai peluang emas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperluas kesempatan ekonomi bagi masyarakat. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan.
Kondisi ini juga menunjukkan bahwa meskipun terdapat penurunan jumlah kelas menengah saat ini, potensi untuk pertumbuhan kelas menengah di masa depan masih sangat besar. Penting bagi pemerintah untuk terus menerapkan kebijakan yang progresif dan inklusif guna mendorong terciptanya kesempatan yang adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulannya, penumpukan jumlah calon kelas menengah (aspiring middle class) setelah jumlah kelas menengah (middle class) mengalami penurunan merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Muhadjir Effendy juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperluas akses ekonomi bagi masyarakat guna mendorong pertumbuhan kelas menengah yang berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan demikian, langkah-langkah strategis perlu ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang dapat memberdayakan calon kelas menengah ini agar benar-benar mampu naik kelas dan berkontribusi positif dalam memperkuat perekonomian negara.