Langkah Anies Dijegal Jokowi Tahap 2? Partai Pendukung Ditengarai Menarik Diri

Tanggal: 5 Agu 2024 11:22 wib.
Kabar bahwa Anies Baswedan yang dijegal untuk kedua kalinya saat akan maju pilkada DKI 2024 makin santer terdengar. Belum Lagi, banyak opini berkembang bahwa partai-partai pendukung juga ditengarai menarik diri dan bahkan dipersulit untuk mengusung Anies maju menjadi DKI 1.

Anies Baswedan Dijegal?

Penjegalan inipun ditengarai bakal makin berkembang karena ada isu bahwa Jokowi ikut andil didalamnya. Pada Mei 2024 kemarin, Presiden Jokowi berdiskusi soal Pilkada 2024 dan tentunya menyoroti tentang DKI yang kabarnya akan mengusung Anies.

Dilansir dari TEMPO, bahwa Jokowi menyodorkan nama Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Munculnya nama Ridwan Kamil secara tidak langsung ingin memberikan sinyal bahwa Jokowi sudah mengarahkan suara dan dukungan ke RK. Dan tentunya, dengan andilnya Jokowi pada Pilkada 2024 maka pesta demokrasi ini tdiak akan menarik lagi.

Belum lagi, petinggi PKS Akhmad Syaikhu yang mengatakan bahwa sudah saatnya Anies mendukung kader PKS yang harusnya maju dalam pencalonan DKI 1. Anies sudah menjadi tokoh nasional seharusnya sudah saatnya mengusung kader-kader lainnya. Hal ini sedikit berbeda dengan pernyataan dari Ketua DPW Nasdem Wibi Andrino (2/5/2024)  yang tetap memprioritaskan dukungan ke Anies tapi alangkah baiknya mengakomodir kader-kader dari partai untuk naik ke DKI Jakarta 1 seperti Sahroni, Okky Asokawati yang bisa dijadikan pilihan lainnya.

Tidak hanya itu, munculnya nama Kaesang, Sri Mulyani bahkan Ahok adalah hal lumrah dalam sebuah pemilihan. Tapi, jika ada turut andil, ikut campur bahkan penjegalan salah satu calon maka akan menajdi noda hitam dalam proses demokrasi. Belum lagi ketika partai pengusung juga diperlakukan yang sama.

Ketika melihat data-data diatas, masyarakat seperti diarahkan untuk memilih salah satu kandidat yang didukung oleh pemangku jabatan. Langkah Anies sepertinya bakal terjegal lagi dan masyarakat tidak diberikan kebebasan untuk memilih, melihat dan mendukung calonnya sendiri berdasarkan penilaiannya melainkan harus mengikuti arahan dari pusat.

Kenapa pilkada DKI Jakarta begitu menarik dan menjadi ajang rebutan? Karena Jakarta tidak sekedar sebuah kota melainkan juga pusat pemerintahan dan bisnis. Dan siapa yang memegang Jakarta maka akan memegang Indonesia dimasa depan. Memang ibukota Negara akan dipindahkan ke IKN, tapi jangan lupa pergerakan ekonomi masih terpusat di DKI Jakarta. Semua kantor baik pemerintahan dan swasta ada dikota ini. Bahkan berita tentang Jakarta terkadang lebih menarik dibandingkan tentang kota-kota lainnya.

Menjadi pemimpin di Jakarta, maka akan membuka peluang lebih besar untuk pemilihan di 2029 mendatang. Partai pengusung seperti PKB, PKS dan Nasdem seperti dipaksa untuk menarik dukungan dan memilih kubu lain. Wacana untuk mengusung kadernya sendiri adalah sebuah solusi sederhaan untuk meredam kemarahan masyarakat yang ingin melihat Anies berkarya lagi untuk Jakarta. Belum lagi, penggembosan dari dalam yang sengaja “memecah konsentrasi” agar buyar untuk mendukung Anies seperti yang terjadi pada PKB dimana Cak Imin tidak lagi menjabat sebagai ketua umum PKB.

Masyarakat seperti disuguhi sandiwara pemilihan karena pemenang pastinya sudah ditentukan. Proses pemilihan hanya formalitas untuk memilih salah satu calon, karena sejatinya sang pemenang sudah ditentukan melalui diskusi dan lobi-lobi. Dan untuk partai pengusung Anies, sudah saatnya berani bersuara dan memihak wakil masyarakat. Sudah saatnya, masyarakat didukung dan diberikan jalan untuk memilih wakil terbaik.

Anies Baswedan sudah terbukti mampu memimpin DKI Jakarta saat 2017-2022, maka ini adalah saatnya membuka jalan untuk Anies maju ke pilkada DKI 2024 dan selanjutnya maju kembali untuk memimpin Indonesia di masa 2029. Indonesia sudah saatnya maju, harus dipimpin oleh mereka yang sudah terbukti dan memiliki rekam jejak, dan bukan lagi ditentukan melalui lobi-lobi dan diskusi.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved