Kunjungan Presiden Jokowi ke Afghanistan Cukup Menegangkan

Tanggal: 30 Jan 2018 18:11 wib.
Presiden Joko Widodo melakukan perjalanan kunjungan untuk keliling Asia Selatan pada tanggal 29 Januari 2018 kemarin. Adapun negara-negara yang dikunjungi oleh Jokowi beserta rombongan adalah Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.

Dalam kunjungan ke lima negara tersebut, Jokowi mengajak Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi.

Di sela waktu tersebut Jokowi menyempatkan diri untuk berkunjung ke Afghanistan pada Senin (29/01) sebagai bentuk solidaritas terhadap negara Muslim yang saat ini sedang mengalami konflik cukup serius. Dirinya tak mempedulikan suasana yang sedang panas dengan rentetan bom yang terus terjadi di Kabul dan sekitarnya. Menurutnya saat ini umat Islam adalah korban terbanyak dari terorisme dan konflik perang.

"Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim. Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim," ujar Jokowi.

Suasana Afghanistan yang sedang panas ini membuat pengawalan lebih ketat terhadap Presiden Jokowi, dirinya menaiki mobil berlapis baja, serta dua helikopter yang mengawal di udara. Saat tiba di Istana Kepresidenan Afghanistan, langsung disambut oleh Ashraf Ghani (Presiden Afghanistan) dengan upacara kenegaraan. Walaupun pada waktu setempat sedang turun salju, namun tidak menghalangi pelaksanaan upacara penyambutan tersebut.

"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara."

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved