Koalisi Politik Makin Cair, Rakyat Bingung Siapa Lawan Siapa?
Tanggal: 19 Mei 2025 10:18 wib.
Tampang.com | Menjelang Pemilu 2029, peta koalisi politik nasional terus berubah dan tampak semakin cair. Partai-partai besar mulai menunjukkan sinyal merapat ke kekuatan yang sebelumnya mereka kritik keras. Pergeseran arah dan manuver elite membuat publik bingung—siapa kawan dan siapa lawan?
Situasi ini mencerminkan betapa dinamis (atau membingungkannya) arah politik nasional saat ini. Ketidakjelasan visi dan koalisi membuat masyarakat semakin skeptis terhadap keseriusan elite dalam membawa perubahan nyata.
Manuver Elit, Bukan Aspirasi Rakyat?
Alih-alih memperjuangkan aspirasi pemilih, partai-partai justru terlihat lebih sibuk membangun aliansi taktis demi posisi strategis. Sering kali, hal ini bukan berdasarkan kesamaan ideologi atau program, melainkan demi kekuasaan semata.
“Koalisi hari ini bukan soal ide, tapi soal kursi. Itu yang bikin rakyat makin apatis,” kata Ika Dwi Prasetyo, pengamat politik Universitas Negeri Yogyakarta.
Koalisi 'Pelangi' dan Ancaman Politik Tanpa Arah
Beberapa koalisi besar bahkan menggabungkan partai-partai yang dalam lima tahun terakhir saling menyerang. Muncul istilah “koalisi pelangi”, karena gabungan warnanya yang terlalu beragam—dan sayangnya, kerap tanpa arah yang jelas.
Fenomena ini berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik itu sendiri. Masyarakat menjadi sulit membedakan oposisi dengan partai penguasa.
Rakyat Butuh Kejelasan, Bukan Drama Elit
Di tengah krisis kepercayaan politik, publik menginginkan kepastian arah—bukan sekadar drama pencitraan. Jika elit politik terus memainkan strategi jangka pendek, maka konsekuensinya bisa sangat serius: menurunnya partisipasi politik rakyat.
“Kita butuh partai yang konsisten dan punya arah, bukan yang berubah haluan tiap tahun pemilu,” tegas Ika.