Ketua KPPS di Bima Dibacok Saat Proses Pemungutan Surat Suara
Tanggal: 28 Nov 2024 15:55 wib.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Provinsi NTB, bernama Aswadin, mengalami kejadian tragis saat proses pemungutan suara pada 27 November 2024. Pria berusia 30 tahun itu menjadi korban serangan sadis ketika sedang bertugas dalam proses demokrasi di TPS setempat. Aswadin diduga dibacok dari belakang oleh seorang pelaku yang menggunakan senjata tajam.
Insiden mengerikan ini terjadi di tengah proses penting bagi bangsa, yakni pemilihan kepala daerah. Aswadin yang seharusnya melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab malah harus merasakan penderitaan akibat dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi penegak hukum dan masyarakat dalam upaya menjaga keamanan dan kedamaian selama proses pemilihan berlangsung.
Menurut informasi yang dihimpun, Aswadin sedang berjaga di TPS tersebut ketika tiba-tiba ia diserang dari arah belakang. Pelaku menggunakan senjata tajam dan menusuk Aswadin tanpa alasan yang jelas. Kejadian itu menyebabkan Aswadin mengalami luka-luka serius dan harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis yang intensif.
Pihak kepolisian setempat sudah melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Mereka berupaya untuk mengungkap siapa pelaku dari kejadian ini. Di samping itu, pihak berwajib juga telah melakukan penjagaan ekstra ketat di sekitar TPS guna mencegah kemungkinan terjadinya insiden serupa di tempat lain.
Kasus kekerasan terhadap Ketua KPPS ini menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian di tengah masyarakat, terutama para petugas KPPS lainnya yang tengah bertugas dalam proses pemilihan. Mereka merasakan ketakutan dan kecemasan karena kejadian ini, dan hal tersebut dapat berdampak buruk terhadap kelancaran dan keamanan proses pemilihan.
Sikap solidaritas dan dukungan pun bermunculan dari berbagai pihak terhadap Aswadin dan seluruh petugas KPPS di seluruh Indonesia. Mereka mengecam keras aksi kekerasan yang menimpa Aswadin, dan menuntut agar pelaku segera ditangkap dan diadili secara adil sesuai hukum yang berlaku. Selain itu, pihak terkait juga menekankan perlunya peningkatan keamanan dan perlindungan bagi seluruh petugas KPPS agar proses pemilihan berjalan dengan lancar dan aman.
Kasus tragis ini seharusnya menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk bersatu dalam menjaga keamanan dan kelancaran proses demokrasi. Semua pihak, termasuk pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat, memiliki tanggung jawab bersama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif selama proses pemilihan berlangsung.
Keselamatan dan keamanan seluruh petugas KPPS merupakan hal yang sangat penting dalam proses demokrasi. Semua pihak harus bersatu dalam mendukung upaya pencegahan tindak kekerasan dan memberikan perlindungan kepada mereka yang berjuang untuk menjamin suara rakyat terwujud dengan aman dan nyaman.
Semoga kejadian tragis ini dapat segera terungkap dan tidak terulang di masa mendatang. Mari bersama-sama menjaga keamanan dan mendukung para petugas KPPS dalam menjalankan tugas demi terwujudnya proses pemilihan yang aman dan demokratis.
Sekitar 40 menit setelah kejadian pembacokan itu, aktivitas pemungutan surat suara di TPS 02 kembali dilanjutkan. Proses pencoblosan mendapat pengawalan ketat petugas dari unsur TNI dan Polri. Dengan perisai hukum serta kehati-hatian, diharapkan semangat demokrasi di Indonesia dapat tetap berkobar walaupun mendapat ujian.