Ketua DPP Gerindra: Kemenangan Mahathir Adalah Bukti Inkumben Bisa Kalah
Tanggal: 11 Mei 2018 00:18 wib.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemilu Malaysia baru saja selesai dan Mahathir Muhammad adalah pemenang dalam pemilu tersebut. seperti diketahui juga, Mahathir diusung oleh Koalisi Harapan Pakatan yang merupakan partai opisisi pemerintah. Kemenangan tersebut membuat kekuasaan Barisan Nasional berakhir selama 61 tahun menguasai Malaysia.
Terkait kemenangan Mahathir itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan kemenangan Mahathir Muhammad dalam pemilihan umum di Malaysia itu menambah semangat partainya mengusung Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden mendatang.
Riza menilai, kenyataan itu menunjukkan bahwa inkumben bisa dikalahkan.
"Ini inkumben 10 tahun bisa dikalahkan. Jadi saya yakin pada 2019 nanti inkumben kalah," katanya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (10/05/2018)
Selain itu, Riza juga mengatakan kemenangan Mahathir yang menumbangkan inkumben juga membuktikan bahwa usia tidak menjadi masalah dalam pemilu.
"Ternyata di politik dunia umur enggak jadi masalah," katanya.
Seperti diketahui saat ini Mahathir berusia 92 tahun. Bahkan dirinya juga menyebut beberapa pemimpin dunia lain yang berusia lanjut, antara lain Donald Trump dan Vladimir Putin.
Menurut Riza, memang politikus muda perlu didorong untuk regenerasi, tetapi politikus yang berusia tua itu lebih dewasa dan matang sehingga dapat memberi kepastian.
Sebelumnya, Koalisi Pakatan Harapan, yang dipimpin bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memenangi pemilu Malaysia dengan meraih mayoritas suara.
Hal itu membuat Mahathir, yang pernah menjadi Perdana Menteri selama 22 tahun, bakal kembali ke tampuk kekuasaan menggantikan Najib Razak. Sebelumnya, Najib menjadi PM selama sembilan tahun. Ia merupakan bekas anak didik Mahathir, yang kemudian pecah kongsi.
Kemenangan Pakatan Harapan mengakhiri dominasi koalisi Barisan Nasional, yang telah berkuasa di Malaysia selama 61 tahun, termasuk saat Mahathir menjadi PM pada 1981-2003.
Partai anggota koalisi Pakatan Harapan, Partai Keadilan Rakyat, dan Demokratic Action Party, berhasil meraih suara hingga melewati angka psikologi 112 sehingga menguasai mayoritas sederhana kursi di Dewan Rakyat.