Kasus Pemukulan Guru oleh Siswa di Sampang Madura Menjadi Perhatian Para Cagub Jawa Timur
Tanggal: 4 Feb 2018 18:15 wib.
Tampang.com - Peristiwa yang menimpah seorang guru yang dianiayah hingga meninggal oleh muridnya di Sampang Madura, telah menjadi perhatian para Cagub Jawa Timur , dalam menyikapi dunia pendidikan kedepannya di wilayah Jawa Timur.
Kejadian kekerasan murid menimpa guru Seni Rupa SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura. Guru yang menjadi korban itu bernama Ahmad Budi Cahyono, meninggal dunia di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Sebelumnya, almarhum mengalami tindak kekerasan dari seorang murid, berinisial HI.
Khofifah menyampaikan bahwa kasus tersebut harus menjadi pembelajaran serius bagi semua instansi pendidikan. Sekolah, tak boleh hanya fokus pada persoalan disiplin ilmu pengetahuan. Tetapi juga harus membenahi moral dan perilaku anak.
Mantan Menteri Sosial itu mengakui, persoalan moral dan akhlak masih menjadi problem serius pendidikan di Indonesia. Sekolah, kadang hanya fokus membuat anak pandai. Namun abai terhadap perilaku dan moral mereka. Karena itu, seringkali banyak anak pandai namun tidak memiliki akhlak yang baik.
“Ini pekerjaan rumah kita bersama. Mendidik anak jangan hanya sekadar transfer knowledge. Tetapi juga transfer of attitude. Sehingga anak tidak hanya menguasai disiplin ilmu pengetahuan. Tetapi juga memiliki akhlak yang baik,” ujar Khofifah.
Khusus mengenai proses hukum terhadap pelaku, Khofifah juga berharap polisi menggunakan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Ini karena yang bersangkutan masih berstatus anak.
“Pada proses hukum selanjutnya. Perlu juga ada psikososial teraphy (pemulihan psikologi). Ini penting agar kasus tersebut tidak memunculkan trauma,” ucap Khofifah.
Sementara itu, Gus Ipul mengaku prihatin dan menyayangkan penganiayaan seorang murid terhadap guru di Sampang, Madura, yang berujung kematian. Ia meminta polisi mengusut dan menindak tegas yang bersalah atas kasus itu.
Evaluasi diarahkan untuk memperbaiki, atau membuat peraturan, tentang hubungan guru dan murid agar kejadian kekerasan tidak terulang lagi.
"Tentu saya prihatin sekaligus sedih karena kejadian ini berlangsung di sekolah, tempat menuntut ilmu dan akhlak. Dinas Pendidikan Provinsi harus melakukan evaluasi," kata Gus Ipul.
“Untuk kasus hukumnya, biar pihak kepolisian mempelajari dan mengusut tuntas kasus itu,” kata Gus Ipul.
Siapapun yang bakal menjadi Gubenur nantinya, semoga masalah seperti ini menjadi perhatian khusus. Guna untuk kebaikan para generasi muda penerus bangsa, khusunya Jawa Timur.