Kasus 10% Saham Pemerintah di Kereta Cepat, Presiden Lebih Memikirkan Untung Rugi Daripada Kedaulatan Bangsa, Gimana Sih?
Tanggal: 27 Jul 2017 09:37 wib.
Tadi malam, melihat berita di tv tentang Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, saya merasa sedih dan kaget dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang lebih takut rugi daripada kedaulatan bangsa.
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa jika proyek kereta cepat Jakarta Bandung lebih baik 90% diberikan ke pihak china dan Indonesia hanya 10%, karena takut rugi.
Saat ini, komposisi kepemilikan saham kereta cepat Jakarta Bandung yaitu 60:40, yang artinya pemerintah Indonesia memiliki saham 60% dan pemerintah China 40%.
Tetapi melihat rapat presiden dan para menteri tadi malam, presiden menyuruh agar kepemilikan berubah menjadi 10:90, Indonesia yang awalnya memiliki 60% berubah menjadi 10%. Apa tidak salah Pak Presiden?
Penjajahan ekonomi di Indonesia sudah divalidasi oleh pemerintah saat ini. Kalau komposisi kepemilikan saham kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi 10:90, kami doakan tidak ada yang mau memakai kereta cepat tsb.
Dimana letak kedaulatan bangsa? kemandirian sebuah bangsa? hanya karena takut rugi, kok kepemilikan 90% diberikan ke pihak china.
“Minggu depan akan ada laporan dari menteri BUMN dan akan didiskusikan, dan hasilnya akan dinegosiasikan dengan pihak China”, ujar Luhut Binsar Panjaitan, menteri koordinator kemaritiman.
Agak janggal, akan dinegosiasikan, untuk mengalah? negara mengalah? atau pemerintah kita menerima uang pelicin agar China bisa menguasai kereta cepat Jakarta - Bandung.