Justin Trudeau Tolak Keras Wacana Trump Jadikan Kanada Negara Bagian AS
Tanggal: 11 Jan 2025 21:23 wib.
Tampang.com | Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada yang baru-baru ini mengundurkan diri, mengeluarkan pernyataan tegas menanggapi usulan kontroversial dari Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (7 Januari 2025), Trudeau dengan keras menolak ide yang diajukan oleh Trump agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS, sebuah wacana yang memicu perdebatan luas di kalangan masyarakat internasional.
Dalam konferensi pers yang digelar pada hari yang sama, Trudeau mengatakan bahwa usulan tersebut tidak hanya tidak realistis, tetapi juga tidak sesuai dengan semangat dan nilai-nilai kebangsaan yang selama ini dianut oleh Kanada. “Kanada adalah negara berdaulat dengan sejarah, budaya, dan identitasnya sendiri. Kami tidak akan menerima usulan yang mengabaikan hak-hak kami sebagai bangsa independen,” tegas Trudeau, yang segera mengundurkan diri setelah masa jabatannya berakhir.
Pernyataan ini disampaikan setelah Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial, di mana ia mengusulkan untuk menjadikan Kanada sebagai bagian dari Amerika Serikat dengan status sebagai negara bagian baru. Ide ini tentunya memicu reaksi keras, tidak hanya dari pihak pemerintah Kanada, tetapi juga dari warga negara Kanada yang merasa bahwa kedaulatan mereka tidak dapat dicaplok begitu saja.
Usulan Trump, yang tampaknya dilontarkan dengan nada serius, mengusulkan agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 dari Amerika Serikat. Hal ini muncul dalam konteks hubungan diplomatik yang dinilai semakin dekat antara kedua negara setelah beberapa tahun terakhir. Trump beralasan bahwa dengan menggabungkan Kanada ke dalam AS, akan tercipta sinergi ekonomi dan politik yang lebih kuat, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketegangan geopolitik.
Meskipun demikian, banyak yang menganggap usulan tersebut lebih sebagai lelucon atau taktik politik untuk menarik perhatian publik daripada sebuah rencana serius. Wacana tersebut langsung menuai kritik keras dari berbagai pihak, baik di Kanada maupun di Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa negara-negara berdaulat tidak bisa diperlakukan seperti itu.
Reaksi terhadap wacana ini sangat negatif, baik dari kalangan politik maupun masyarakat umum. Banyak warga Kanada merasa bahwa usulan tersebut meremehkan kedaulatan negara mereka yang selama ini dijunjung tinggi. “Kami adalah bangsa yang bebas dan merdeka, kami memiliki sistem politik, ekonomi, dan budaya yang berbeda. Kami bangga menjadi Kanada, dan kami tidak akan bergabung dengan negara lain,” ujar seorang warga Kanada yang diwawancarai oleh media setempat.
Selain itu, sejumlah politisi dari berbagai partai juga dengan tegas menentang ide tersebut. Jagmeet Singh, pemimpin Partai New Democratic (NDP), menegaskan bahwa Kanada adalah negara yang akan terus mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya, tanpa terpengaruh oleh ide-ide eksternal yang mengancam keberadaan negara tersebut.
Pernyataan Resmi dari Pemerintah Kanada
Pemerintah Kanada, meskipun dipimpin oleh Perdana Menteri yang baru mengundurkan diri, dengan cepat mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi penolakan mereka terhadap ide Trump. Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan bahwa negara tersebut akan terus berfokus pada pembangunan kemitraan yang kuat dan setara dengan AS, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip kedaulatan dan independensi.
“Kami akan terus memperjuangkan hubungan yang konstruktif dan saling menguntungkan dengan Amerika Serikat, tetapi ide bahwa Kanada akan menjadi bagian dari AS sebagai negara bagian adalah sesuatu yang tidak dapat diterima,” demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Kanada.
Wacana yang dilontarkan oleh Donald Trump untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS telah ditanggapi dengan keras oleh Justin Trudeau dan pemerintah Kanada. Meskipun ide tersebut menuai banyak kritik, ini menyoroti pentingnya menjaga kedaulatan negara dan identitas bangsa. Penolakan dari Trudeau dan masyarakat Kanada menunjukkan bahwa negara ini berkomitmen untuk mempertahankan posisi independennya di dunia internasional, tanpa terpengaruh oleh tekanan atau usulan yang merugikan.
Dengan pengunduran diri Trudeau, tongkat estafet kepemimpinan Kanada kini akan diambil alih oleh pemimpin baru, tetapi sikap tegas terhadap kedaulatan negara ini tetap menjadi landasan utama dalam politik luar negeri Kanada.