Sumber foto: Google

Jokowi Undang Polisi ke Rumah, Buni Yani Langsung Singgung 'Matahari Kembar'? Ada Apa Ini?

Tanggal: 20 Apr 2025 18:48 wib.
Tampang.com | Pertemuan hangat antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan rombongan peserta didik Sespimmen Polri di Solo mendadak berubah jadi sorotan politik nasional. Di balik momen silaturahmi itu, muncul suara tajam dari Buni Yani yang menyebut ada tanda-tanda 'matahari kembar' di pemerintahan saat ini. Ada apa sebenarnya?

Polisi Bertamu ke Rumah Jokowi, Sekadar Silaturahmi?

Rombongan Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65 menyambangi kediaman Jokowi di Kelurahan Sumber, Solo, Kamis (17/4/2025). Mereka disambut hangat, bahkan berdiskusi soal tantangan kepemimpinan masa depan, dari era digital hingga kecerdasan buatan. Jokowi juga menyampaikan harapan agar Polri dan TNI makin solid dan dicintai rakyat.

Namun siapa sangka, pertemuan yang disebut sebagai silaturahmi biasa ini langsung memicu reaksi dari kalangan pengamat.

Buni Yani: Ini Bukan Pertemuan Biasa!

Menurut pengamat media dan politik Asia Tenggara, Buni Yani, ini bukan sekadar kunjungan hormat. Ia menyebut, pertemuan ini adalah sinyal kuat bahwa Jokowi masih memainkan pengaruh besar di lingkar kekuasaan, bahkan setelah tongkat kepresidenan diserahkan ke Prabowo.


“Cengkeraman Jokowi masih ada. Kecurigaan tentang 'matahari kembar' bukan omong kosong,” kata Buni.


Jokowi Ciptakan Gerhana Politik?

Tak berhenti di situ, Buni menuding Jokowi tengah menciptakan 'gerhana politik'—mengaburkan cahaya Prabowo dengan pencitraan dirinya sendiri. Meski tak lagi presiden, Jokowi disebut tetap membangun narasi seolah masih berkuasa dan masih punya jaringan kuat.


“Jokowi pintar membangun pencitraan. Tapi Prabowo tidak boleh takut,” lanjutnya.


Buni bahkan menyarankan agar Prabowo mulai menghapus jejak pengaruh Jokowi di lingkaran kekuasaan, mulai dari mengganti orang-orang dekat hingga memotong rantai komando yang masih mengarah pada mantan presiden itu.

Politik Dua Kekuatan, Stabilitas atau Ancaman?

Pertemuan ini menjadi simbol bahwa kekuasaan pasca-Jokowi belum benar-benar ‘pindah tangan’ secara penuh. Situasi ini bisa menciptakan dinamika politik yang panas, bahkan membingungkan arah komando dan kepercayaan publik terhadap pemerintah baru.

Publik pun mulai bertanya-tanya:
Apakah Prabowo benar-benar memimpin sendiri?
Atau justru masih ada bayangan Jokowi di balik layar kekuasaan?

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Di tengah narasi silaturahmi dan diskusi kepemimpinan, muncul bayangan politik yang jauh lebih dalam. Ada kemungkinan kita sedang menyaksikan babak baru dari peta kekuasaan Indonesia, di mana peran mantan presiden tetap relevan bahkan setelah lengser.

Yang jelas, pertemuan ini bukan sekadar basa-basi. Mungkin, inilah panggung politik dua tokoh besar yang tengah tarik ulur pengaruh—di balik pintu rumah, kamera media, dan pandangan rakyat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved