Hasto Kristiyanto: Elite PDIP Merasa Dibodohi oleh Jokowi

Tanggal: 24 Mar 2024 23:04 wib.
Hasto Kristiyanto, salah satu elit PDIP, dengan gamblang mengungkapkan kekecewaan atas hubungan politik antara PDIP dan Presiden Joko Widodo. Hal ini terungkap saat Hasto diwawancarai dalam acara Podcast di kanal Youtube @keeptalking oleh Eep Syaifullah.

Menurut Hasto, elit PDIP merasa dibodohi oleh Jokowi dalam berbagai hal, termasuk saat proses maju sebagai calon gubernur dan selama pemilu. Dia mengungkapkan bahwa PDIP bahkan bekerja keras untuk mengumpulkan dukungan dari beberapa kepala daerah untuk mendukung Jokowi dengan gotong royong, termasuk mendapatkan dana saksi sebesar 6,2 miliar.

Namun, Hasto menyadari bahwa PDIP telah dibodohi setelah menyelidiki harta kekayaan Jokowi, sebesar 27 miliar, yang membuatnya merasa kecewa. Menariknya, Hasto mengungkapkan bahwa penelitian doktoralnya di Universitas Indonesia telah membantunya memahami secara mendalam the style of Jokowi leadership, yang menurutnya memiliki tiga sudut inti: populisme, feodalisme, dan Machiavellianism.

Menemukan bahwa ambisi politik Jokowi terkait dengan ketiga sudut inti tersebut, Hasto merasa semakin yakin bahwa elit PDIP telah dibodohi oleh Jokowi. Penelitian tersebut, yang dikembangkan pasca-Pemilu 2024, memberikan sudut pandang baru tentang kepemimpinan Jokowi dan motivasi politiknya.

Kekecewaan elit PDIP atas hubungan dengan Jokowi menjadi perhatian serius karena keterlibatan partai dalam mendukung pemerintahan menjadi krusial untuk memahami dinamika politik di Indonesia. Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap pemimpin dan gaya kepemimpinannya sangat penting, terutama dalam konteks partai politik dan pemerintahan. Hal ini mengungkapkan ketidakpuasan elit PDIP terhadap hubungan politik dengan Jokowi serta pentingnya memahami figur pemimpin secara holistik.

Dalam keterlibatannya dalam merumuskan the style of Jokowi leadership, Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa rekam jejak hubungan politik antara PDIP dan Jokowi menjadi salah satu fokus penelitiannya. Menurutnya, ini adalah waktunya untuk merumuskan alasan kenapa elit PDIP masih merasa dibodohi oleh Jokowi, serta memahami efek dari relasi tersebut terhadap politik Indonesia secara keseluruhan.

Pemilu 2024 menjadi batu loncatan penting bagi Hasto Kristiyanto untuk menggali lebih dalam tentang dinamika hubungan politik antara PDIP dan Jokowi. Dengan kajian mendalam terhadap the style of Jokowi leadership, Hasto Kristiyanto berharap untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang hubungan politik yang terjalin antara PDIP dan Presiden Joko Widodo.

Meneliti tentang the style of Jokowi leadership memperlihatkan bahwa ambisi politik Jokowi memiliki tiga sudut inti, yaitu populisme, feodalisme, dan Machiavellianism. Hal ini mengindikasikan bahwa pentingnya memahami motivasi politik seorang pemimpin dalam konteks hubungan politik dengan partai politik yang mendukungnya, seperti PDIP.

Dari sudut pandang politik strategis, ideologi, dan perlembagaan partai, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa penelitiannya menyoroti pentingnya pemahaman holistik terhadap kepemimpinan Jokowi dan hubungannya dengan partai politik. Hal ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana kekecewaan elit PDIP terhadap hubungan politik dengan Jokowi memengaruhi dinamika politik di Indonesia.

Mendalami the style of Jokowi leadership merupakan langkah penting untuk merumuskan pemahaman yang komprehensif tentang relasi politik antara PDIP dan Presiden Joko Widodo. Hasto Kristiyanto menekankan bahwa kekecewaan elit PDIP adalah bagian dari dinamika politik yang perlu dipahami lebih dalam untuk memahami struktur politik di Indonesia.

Dengan demikian, kekecewaan elit PDIP terhadap hubungan politik dengan Jokowi menjadi fokus penelitian yang mendalam dalam rangka merumuskan pemahaman yang komprehensif tentang dinamika politik di Indonesia. Dalam konteks inilah Hasto Kristiyanto berusaha mengungkapkan bahwa pentingnya pemahaman terhadap kepemimpinan Jokowi dan dampaknya terhadap partai politik, seperti PDIP, agar dapat menyusun strategi politik yang lebih matang di masa mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved