Harta Nadiem Makarim Turun 50% Selama Jadi Menteri Jokowi
Tanggal: 2 Jul 2025 11:57 wib.
Selama 5 tahun menjabat sebagai Menteri Pendidikan, kekayaan Nadiem Makarim tercatat berkurang hingga Rp624 miliar atau setara 50,97%. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), total kekayaan Nadiem mengalami penurunan signifikan dari Rp1,2 triliun pada tahun 2019 menjadi sekitar Rp600 miliar di tahun 2024.
Pada tahun 2019, Nadiem Makarim melaporkan kekayaannya yang cukup besar. Dalam laporan tersebut terungkap bahwa ia tidak memiliki harta bergerak lainnya, tetapi memiliki surat berharga senilai Rp1.250.453.164.385 dan kas serta setara kas sebesar Rp119.159.451.323. Ia juga tidak memiliki harta lainnya. Angka-angka ini mencerminkan kekayaan yang mengesankan dari seorang pengusaha sukses yang sebelumnya dikenal sebagai pendiri dan CEO perusahaan startup Gojek.
Namun, pada LHKPN yang disampaikan pada tahun 2024, terdapat pergeseran signifikan dalam konstituensi harta Nadiem. Harta bergerak lainnya mencatatkan Rp752.313.000, sementara surat berharga menurun menjadi Rp926.095.804.402. Kas dan setara kas juga mengalami penurunan menjadi Rp77.083.385.547. Harta lainnya yang dilaporkan mencapai Rp2,9 miliar. Penurunan nilai kekayaan ini dapat menjadi indikasi bahwa Nadiem menghabiskan dan menginvestasikan kekayaannya dalam menjalankan program-program pendidikan dan inisiatif kementerian.
Transformasi Nadiem Makarim dari seorang pengusaha yang sukses menjadi seorang menteri adalah langkah yang berani. Ia mengambil risiko meninggalkan dunia bisnis yang penuh potensi untuk melayani masyarakat melalui jabatannya di pemerintahan. Langkah ini patut diapresiasi, melihat situasi di mana banyak orang memilih untuk tetap berpegang pada kekayaan pribadi mereka ketimbang terjun ke dalam pelayanan publik yang terkadang sangat menantang.
Penurunan kekayaan Nadiem juga bisa dimaklumi mengingat tuntutan tanggung jawab yang diembannya sebagai Menteri Pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, kementerian di mana ia memimpin telah meluncurkan berbagai program dan kebijakan inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya lewat integrasi teknologi dalam pembelajaran. Selama pandemi COVID-19, Nadiem juga dihadapkan pada tantangan luar biasa dalam mengelola pendidikan dari jarak jauh.
Sementara itu, adanya penurunan yang hampir mencapai setengah dari total kekayaan Nadiem Makarim menyisakan banyak pertanyaan mengenai kesejahteraan menteri dan kehidupan setelah masa jabatan. Apakah seorang menteri seharusnya berfokus pada akumulasi kekayaan, ataukah lebih baik berfokus pada pelayanan publik? Bahkan, bisa jadi penurunan kekayaan ini menjadi indikator bahwa, meskipun mengurangi nilai finansial secara langsung, Nadiem tetap menikmati karir publik yang bermanfaat.
Kekayaan yang berkurang ini tentu saja memperlihatkan sebuah perubahan fokus dalam hidup Nadiem Makarim. Dari seorang yang mengumpulkan kekayaan pribadi menjadi pelayan publik yang dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Ini adalah suatu perjalanan unik yang menunjukkan dedikasi Nadiem dalam melayani masyarakat meskipun harus merelakan sebagian besar kekayaannya. Implementasi nilai-nilai ini dapat menjadi teladan bagi siapa saja yang ingin terjun ke dalam dunia pelayanan publik, serta memberikan opsi untuk berpikir lebih luas mengenai arti kekayaan dan tanggung jawab sosial.