Golkar Sumut Dukung Ijeck Sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara Daripada Bobby Nasution

Tanggal: 16 Apr 2024 14:23 wib.
Partai Golongan Karya (Golkar) Sumatera Utara mendukung keputusan untuk lebih mendukung Musa Rajekshah atau Ijeck sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara ketimbang Bobby Nasution, yang merupakan keputusan yang disambut baik oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumatera Utara.

Dalam konteks politik Sumatera Utara, keputusan Golkar Sumut untuk lebih mendukung Ijeck sebagai calon Gubernur menggantikan Bobby Nasution merupakan sebuah keputusan yang mempengaruhi dinamika politik di daerah tersebut. PDIP menilai bahwa sikap kader dan pengurus Golkar Sumut memiliki sejumlah alasan yang valid, dan mengingatkan Golkar agar belajar dari pengalaman PDIP sebagai partai pengusung Bobby pada pemilihan Wali Kota Medan.

Golkar Sumatera Utara menyatakan penolakan terhadap pencalonan Bobby Nasution sebagai calon gubernur. Golkar Sumut lebih memilih mengusung kader sendiri, seperti mantan wakil Gubernur Sumut, Ijeck atau Musa Rajekshah, dibandingkan mencalonkan kader dari partai lain. Hal ini menunjukkan sikap teguh Golkar Sumut dalam mendukung kader-kader lokal dalam mengemban kepemimpinan di daerah.



Penolakan terhadap Bobby Nasution juga mencerminkan ketidaksetujuan terhadap dinasti politik, terutama keterlibatan keluarga Jokowi dalam pemerintahan daerah. Hal ini terlihat dari pernyataan bahwa dinasti Jokowi ingin mendapatkan perlakukan khusus di partai lain, meskipun baru masuk. Sikap PDI Perjuangan yang tampaknya merasa dikhianati juga menegaskan bahwa tidak akan mencalonkan kembali keluarga Jokowi untuk masuk ke pemerintahan di daerah manapun.

Keputusan Golkar Sumut untuk lebih memilih kader lokal daripada kader dari partai lain juga dapat dipahami sebagai upaya untuk memperkuat identitas partai dan mempertahankan kekuatan politik di tingkat daerah. Dengan mengedepankan kader lokal, partai berharap dapat memenangkan kepercayaan dari masyarakat Sumatera Utara serta lebih memperkuat basis politiknya di daerah tersebut.

Aswan, seorang kader PDIP Sumut menegaskan bahwa keputusan tersebut adalah langkah yang tepat bagi Golkar. Menurutnya, Musa Rajekshah lebih layak diunggulkan dalam internal Golkar berdasarkan tiga pertimbangan besar. Pertama, Ijeck merupakan seorang kader dan ketua Golkar Sumut sebelumnya, juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumut. Selain itu, pengalaman Ijeck dalam membawa kemenangan bagi Golkar menjadi sorotan penting. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan Golkar kepada Ijeck sebagai Calon Gubernur memiliki dasar yang kuat dan terstruktur.

Beberapa kesuksesan Ijeck (Musa Rajekshah), Ketua DPD Golkar Sumut berhasil menorehkan prestasi yang lebih baik. Terbukti jumlah perolehan kursi Golkar Sumut di DPR RI pada Pemilu 2024 lalu naik dari 4 kursi menjadi 8 kursi. Peningkatan signifikan juga diperoleh Golkar di DPRD Sumut, dari 15 kursi pada pemilu 2019 menjadi 22 kursi pada Pemilu 2024 atau 22 persen. Dengan perolehan kursi sebanyak itu, Golkar Sumut merupakan partai yang bisa mengusung calon gubernur tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Selain itu, Aswan menyatakan bahwa PDIP siap menghadapi figur siapapun yang akan maju sebagai calon Gubernur dari Golkar. Namun, menurutnya, kompetisi antara Ijeck dan Bobby akan lebih menarik dan dinamis sebagai bagian dari edukasi politik di Pilgub Sumut. Ia menambahkan bahwa hal tersebut dapat menjadi bagian dari dinamika dalam kontestasi politik, sehingga pemilih memiliki pilihan yang lebih luas dan representatif.

Sutrisno Pangaribuan, politisi PDIP, juga menyatakan pandangannya terhadap penolakan terhadap Bobby yang disampaikan oleh sejumlah kader Golkar Sumut. Menurutnya, penolakan tersebut merupakan sebuah aspirasi kader yang perlu diapresiasi. Dia menekankan bahwa partai yang serius membangun kelembagaan partainya akan mengutamakan kader sendiri dalam Pilgub. Selain itu, Sutrisno juga berharap agar Golkar tidak mengorbankan kader terbaiknya seperti yang dialami PDIP pada pemilihan Wali Kota Medan 2020.

Perolehan kursi di DPRD Sumut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemungkinan Golkar dan PDIP dalam mengusung calon Gubernur pada Pilkada 27 November 2024. Sutrisno berharap agar Golkar tidak mengorbankan kader terbaiknya, dan mengingatkan bahwa pengalaman buruk yang dialami PDIP tidak seharusnya diulang oleh Golkar.

Sejauh ini, proses pemilihan bakal calon Gubernur, Bupati, dan Wali kota dari Golkar berdasarkan proses penjaringan dan hasil survei internal partai. Meskipun belum ada keputusan final terkait calon Gubernur Sumut, namun hasil survei internal partai menunjukkan bahwa Ijeck unggul dari calon lainnya.

Ilhamsyah, Sekretaris DPD Golkar Sumut, menegaskan bahwa Golkar masih melakukan proses penjaringan calon Gubernur. Proses ini dilakukan berdasarkan survei internal partai, dan nantinya hasil survei yang paling tinggi akan ditentukan oleh DPP. Dia juga menegaskan bahwa Golkar Sumut tidak memberlakukan mahar untuk menjadi calon kepala daerah, dan proses seleksi calon Gubernur, Bupati, dan Wali kota berdasarkan pada kualitas dan kuantitas dari proses demokrasi partai.

Masih terdapat dinamika politik yang kental di Sumatera Utara, terutama terkait pemilihan Calon Gubernur. Dukungan PDIP terhadap keputusan Golkar untuk mendukung Ijeck sebagai Calon Gubernur menjadi salah satu bagian dari kesepakatan politik dalam dinamika Pilgub Sumut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved